SAMPIT - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Asisten I Setda Kotim Rihel melepas kontingen yang akan mengikuti Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Nasional III di Jakarta, Senin (23/10). Pesparani akan diselenggarakan pada 27 Oktober hingga 1 November 2023.
"Pesparani Nasional sudah dilaksanakan dua kali, pertama di Kota Ambon tahun 2018, kedua di Kota Kupang NTT tahun 2022, dan ketiga yang akan diselenggarakan di Jakarta. Lembaga Pembinaan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Kotim ambil bagian dalam Pesparani ini. Sebelumnya pada Pesparani Nasional kedua di Kupang, Kotim juga pernah mengikuti untuk kategori lomba cerdas cermat," ujar Rihel.
Berdasarkan keputusan LP3KD Provinsi Kalteng, menetapkan LP3KD Kotim sebagai peserta Pesparani Nasional III utusan kontingen Kalteng. Dari 13 mata lomba, ada dua kategori mata lomba yang dipercayakan kepada LP3KD Kotim yaitu paduan suara orang muda Katolik campuran dan lomba tutur kitab suci anak.
"Karena anggaran sangat terbatas serta waktu yang tidak memungkinkan, maka diputuskan LP3KD Kotim hanya mengikuti lomba tutur kitab suci anak dan untuk paduan suara orang muda Katolik campuran dibatalkan," terangnya.
Meski tahun ini hanya bisa mengikuti satu mata lomba, Rihel berharap apabila tahun depan Kotim kembali ikut serta dalam kegiatan serupa agar kedepannya bisa dipersiapkan dengan matang, baik peserta maupun anggarannya, sehingga bisa mengikuti lebih banyak ikut lomba.
Pada kesempatan itu, wakil Kotim dalam lomba tutur kitab suci anak unjuk kebolehannya di hadapan Asisten I Setda Kotim dan rombongan. Melihat penampilan tersebut Rihel optimis wakil dari Kotim bisa memberikan penampilan terbaik dan meriah juara.
"Walaupun perwakilan kita hanya satu dan saingan pasti banyak jangan berkecil hati supaya bisa menjadikan juara," ungkapnya.
Pesparani adalah aktivitas seni budaya umat Katolik dalam bentuk pagelaran lomba paduan suara dan musik liturgi dengan tujuan mengembangkan pemahaman penghayatan dan pengamalan terhadap ibadah atau liturgi gerejani.
"Pesparani ini bukan hanya sebuah pertunjukan seni melainkan ekspresi sukacita dan ungkapan syukur yang mendalam terhadap kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Suara-suara yang menyatu dalam harmoni membangun suasana sakral yang memperkuat ikatan spiritualitas," sebutnya.
Di samping itu, melalui kegiatan Pesparani ini menunjukkan keberagaman budaya dan keimanan yang luar biasa di tengah-tengah masyarakat Kotim. Keberagaman adalah kekayaan yang perlu dijaga bersama dan Pesparani menjadi wahana yang luar biasa untuk merayakannya.
"Pesparani bukan hanya sebagai ajang keagamaan tetapi juga sebagai panggung bagi perkembangan seni dan budaya di daerah kita. Kreativitas dan semangat seni yang diusung oleh para peserta menjadi inspirasi bagi generasi muda dan masyarakat luas," tandasnya.
Harapannya semangat kebersamaan dan kegembiraan dalam pelaksanaan Pesparani dapat terus membawa berkah dalam kehidupan sehari-hari, serta lembaga seni dan budaya gereja ini semakin tumbuh dan berkembang di tanah air. (yn/yit)