Peredaran uang palsu (upal) di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kian marak. Kali ini, pemilik toko aksesoris ponsel di Jalan Suka Bumi, Kecamatan Baamang, nyaris jadi korban. Ketika dikonfirmasi, Dila (25) selaku penjaga toko membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurutnya, pelaku datang ke toko untuk mengisi saldo dengan pecahan uang Rp 50 ribuan sebanyak 3 lembar. ”Waktu itu dia datang mengisi dana 150 ribu. Pas kami cek, ternyata uangnya palsu,” Kata Dila ketika diwawancarai Radar Sampit, Sabtu (28/10/2023).
Menurutnya, uang tersebut sempat di tes menggunakan alat pendeteksi money detector ultraviolet blue. Dan hasilnya dinyatakan palsu. Uang palsu itu pun kemudian dikembalikan kepada pemiliknya. ”Setelah kami raba dan cek ulang uangnya, ternya memang beda dengan uang pada umumnya. Kertasnya tebal dan mudah rusak,” terang Dila. Sementara itu, peredaran uang palsu juga pernah terjadi sebelumnya. Seorang pedagang kelontongan Pendi (34), menjadi korbannya. Saat itu, ia tak sadar kalau pelanggannya belanja menggunakan uang palsu.
Saat ingin menyetorkan uang hasil jualannya di Bank, ternyata uang pecahan Rp 100 ribu miliknya sebanyak 3 lembar ditolak oleh mesin alias palsu. Akibat kejadian itu, ia dan istrinya pun harus membeli alat pendeteksi uang agar tidak menjadi korban di kemudian hari nanti. (sir/fm)