Bangkai ikan paus ditemukan nelayan di pesisir pantai Cemantan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah yang saat ini videonya ramai beredar luas di media sosial. Ikan paus yang diperkirakan memiliki berat 15 ton ini ditemukan sudah dalam keadaan mati, dan saat ini masih terdampar di bibir pantai, kata Sekretaris Desa Cemantan Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Helman.
“Ikan paus sudah dalam keadaan mati dan tidak bergerak saat ditemukan oleh nelayan setempat pada Rabu (8/10/2023) sekitar Pukul 06.00,” katanya. Dikatakan Helman, kondisi ikan paus pada sebagian badannya ditemukan adanya luka yang tidak diketahui penyebabnya. Awalnya nelayan warga desa setempat melihat ada sesuatu benda yang muncul ke permukaan laut. Keingintahuan tersebut membuat beberapa warga setempat langsung menuju benda tersebut hingga diketahui bahwa benda itu adalah ikan paus yang sudah dalam keadaan tidak bergerak lagi.
Ia juga mengakui penemuan ini membuat warga Desa Cemantan ramai ingin menyaksikan dari dekat ikan paus yang diperkirakan memiliki panjang 20 meter dan lebar tiga meter dengan bobot mencapai 15 ton. Beberapa di antara warga ada yang mengabadikan dengan kamera ponsel dan mengunggah ke media sosial bangkai ikan paus yang berjarak sekitar 500 meter bibir pantai Cemantan.
Kepala Desa Sei Bakau Kecamatan Sebangau Kuala Jali Rahman juga membenarkan terkait dengan adanya penemuan bangkai ikan paus yang terdampar di bibir pantai Cemantan dan informasinya juga telah menyebar ke desa setempat. Ia mengungkapkan akses Desa Cemantan sendiri masih terkendala akses jaringan seluler sehingga komunikasi dengan warga disana mengalami kesulitan untuk berkoordinasi sejauh mana proses terkait dengan evakuasi bangkai ikan paus tersebut. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Sadtata Noor Adirahmanta melalui Fungsional Pengendali Hutan BKSDA Kalteng Nandang Hermawan saat dikonfirmasi mengatakan BKSDA setempat juga baru mengetahui adanya paus terdampar di Kabupaten Pulang Pisau setelah adanya kiriman video.
Ia mengungkapkan untuk melakukan evakuasi terhadap paus tersebut tidak mudah, karena harus didukung dengan peralatan, dan pihaknya tidak memiliki alat memadai. BKSDA Kalimantan Tengah juga akan berkoordinasi dan mencari informasi untuk memastikan apa yang menjadi penyebab ikan paus ini mati dan terdampar. (ant)