Satu individu orang utan berbadan bongsor alias besar terlihat melangkahkan kakinya melewati jalan setapak menuju titian jembatan. Belum diketahui pasti titik lokasi keberadaannya, namun dari video berdurasi 30 detik yang beredar di media sosial, orang utan itu diduga ditemukan warga di Desa Ganepo, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur, Sabtu (11/11/2023) pagi. Dari latar suara video yang disorot tidak stabil itu, dua orang perempuan mengabadikan momen tak biasa itu menggunakan handphone. Terdengar suara nafas seperti usai berlari menyorot kemunculan orang utan yang berjarak sekitar 15 meter dari mereka. Kedua perempuan yang tak nampak dalam kamera, hanya terkesan kaget seperti baru pertama kalinya melihat orang utan berbulu merah kecoklatan sebesar itu.
“Wuih…wuih…Yaa Allah…Ganalnya. Kayatu rupanya orang utan itulah. Awas di jembatan (teriak ibu ke orang utan), hati-hati!,” pekik suaranya dan seketika rekaman video dimatikan, melihat orang utan hilang dari pandangan mereka. Dari pesan singkat WhatsApp yang beredar menyebut, “Orang utan berkeliaran di permukiman Desa Ganepo. Info dari warga minta diteruskan ke BKSDA.”
Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit Muriansyah membenarkan bahwa pihaknya telah menerima informasi tersebut, Sabtu (11/11/2023) siang. “Baru saja siang tadi BKSDA Pos Jaga Sampit menerima laporan warga disertai video dari warga tentang kemunculan orang utan di Desa Ganepo, Kecamatan Seranau,” kata Muriansyah, Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit saat dikonfirmasi Radar Sampit, Sabtu (11/11/2023).
Menindaklanjuti informasi tersebut, BKSDA Pos Jaga Sampit langsung menghubungi pelapor atas nama Ahmad Safari yang merupakan staf PT Rimba Makmur Utama (RMU) yang bertugas di sekitar lokasi Desa Ganepo. “Dari informasi pelapor, orang utan sudah lima hari berkeliaran di Desa Ganepo, lokasi kemunculan berpindah-pindah, postur tubuh orang utan sangat besar. Dilihat dari lokasi yang di video itu, tidak ada pohon buah (rantai makanan), jadi bisa saja orang utan cuma melintas. Karena, kami pernah menyelamatkan orang utan di Dusun Remiling, Desa Ganepo di lokasi banyak pohon buah yang orang utan senangi karena ada makanan yang bisa orang utan itu makan,” katanya.
Kemunculan orang utan yang berpindah-pindah ke berbagai lokasi cukup menyulitkan BKSDA dalam melakukan pencarian. Karena itu, BKSDA Pos Jaga Sampit telah berkoordinasi dengan Kades Ganepo dan masyarakat setempat untuk mengamankan orang utan apabila menemukannya. Sehingga, BKSDA dapat melakukan tindakan penyelamatan agar orang utan dikembalikan ke habitatnya. “Lokasi yang berpindah-pindah ini menjadi perhatian kami. Kalau saja orang utan mudah ditemukan, lebih mudah kami melakukan penyelamatan. Orang utan biasanya akan bertahan 2-3 hari di suatu titik lokasi yang ada makanan atau buah yang bisa dimakannya. Beberapa hari lalu, warga melihat orang utan dengan ciri fisik yang sama besar diduga orang utan yang sama ditemukan di sekitar Sungai Hambawang arah hilir desa dan pagi tadi orang utan terekam warga melintas di sekitar jalan desa. Kami berharap warga dan kades setempat ikut mengawasi, apabila menemukan dapat segera melaporkannya ke kami,” tandasnya. (hgn/yit)