Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti itu telah menjangkiti sejumlah warga Kotim, terutama anak-anak.
Sebanyak 25 pasien berusia di kisaran 3-15 tahun, masih lemas saat dirawat di Ruang Asoka lantai tiga, RSUD dr Murjani Sampit, Jumat (17/11/2023). Bupati Kotim Halikinnor bersama pejabat lainnya menjenguk pasien setelah mendapat laporan kasus DBD di Kotim melonjak. ”Tadi kami sudah menjenguk pasien yang terkena demam berdarah. Hasil labnya memang positif DBD. Rata-rata anak-anak yang masih sekolah dasar (SD) dan ada juga beberapa yang berusia remaja,” ujar Halikinnor, Jumat (17/11/2023). Halikinnor menyisir sekitar lima ruangan di lantai tiga yang masing-masing ruangan dihuni dua sampai lima pasien. Kehadiran Halikinnor disambut gembira para orang tua pasien.
Halikinnor juga menyapa satu per satu pasien dan memberikan semangat agar lekas sembuh dan dapat kembali beraktivitas. Tak lupa ia memberikan tali asih untuk memenuhi kebutuhan makanan dan pengobatan pasien selama dalam perawatan.
”Banyakin minumnya lah. Semoga lekas baik, lekas sehat badannya, kembali masuk sekolah lagi,” kata Halikin sambil mengusap kepala anak-anak yang terlihat ada yang terbaring lemas diatas ranjang rumah sakit. Meningkatnya kasus DBD cepat ditanggapi Pemkab Kotim dengan mengimbau melalui surat mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan, hingga rukun tetangga (RT) untuk menggerakkan kembali gotong royong menjaga kebersihan lingkungan. ”Sudah disurati. Mengimbau RT, kelurahan, kecamatan, agar gotong royong membersihkan lingkungannya. Dimulai pertama di rumah masing-masing, lakukan gerakan 3M, yaitu menguras, menutup, mengubur barang bekas plus gotong royong membersihkan lingkungan,” kata Halikinnor.
Gerakan 3M pemberantasan sarang nyamuk (PSN) ini dinilai efetif memberantas nyamuk agar tidak sampai berkembang biak. ”Sekali lagi saya imbau bersihkan rumahnya. Jangan sampai ada genangan air tidak mengalir. Karena, kalau fogging itu hanya dapat membunuh dewasa, sementara jentik nyamuk tetap berkembang biak, selama genangan air tidak dibersihkan,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi mengatakan, pihaknya telah mendata kasus DBD mulai Januari-17 November 2023. Tercatat ada 441 pasien yang didominasi usia anak-anak dan remaja. ”Dari 441 orang yang terkena DBD itu, 78,6 persen paling banyak tinggal di wilayah Baamang dan MB Ketapang (Kota Sampit), sehingga kami sudah mengambil langkah dengan berkoordinasi dengan camat dan sudah memanggil RT untuk memberikan penyuluhan pencegahan PSN dan gerakan 3M untuk mencegah terjadinya DBD. Kami fokuskan dua kecamatan di wilayah Kota Sampit ini dulu. Kami berharap ada partisipasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya di sekitar rumahnya,” kata Umar Kaderi.
Menurutnya, pada musim kemarau lalu jentik-jentik nyamuk bertelur dan pada musim hujan timbul genangan air yang tidak mengalir seperti di bak, atau di kaleng yang berada di luar terkena air hujan, sehingga berkembang biak menjadi nyamuk.
”Saat musim hujan seperti ini, nyamuk berkembang biak. Tindakan PSN dan gerakan 3M penting untuk dilakukan untuk memberantas nyamuk, sementara fogging tetap kami lakukan pada lokasi rumah yang ditemukan kasus DBD. Namun, fogging hanya dapat memberantas nyamuk dewasa, jentik-jentik tetap akan berkembang biak menjadi nyamuk selama lingkungan disekitar rumahnya tidak dibersihkan, karena itu gerakan 3M tetap harus dilakukan sebagai bentuk pencegahan DBD,” katanya. (***/ign)