Sudah seminggu, kawasan permukiman penduduk di Jalan Sukabangsa Sampit tergenang air. Semula air hanya menggenangi halaman rumah warga sebatas mata kaki orang dewasa. Namun pada Kamis (11/1/2024) malam, hujan deras dan pasang air sungai membuat genangan air semakin tinggi hingga menyebabkan banjir hingga masuk ke rumah. Ketinggian air di dalam rumah warga yang berada persis di sisi sungai bahkan mencapai lutut orang dewasa. Kondisi banjir membuat warga setempat harus menyelamatkan barang-barang milik mereka ke tempat yang lebih tinggi.
“Saya sadarnya banjir sekitar jam 11 malam. Posisi saya sudah tidur, pas terbangun nginjak lantai sudah basah. Beberapa barang yang ada di bawah termasuk kasur sudah basah,” ujar Zainal salah satu warga di Jalan Sukabangsa. Posisi belakang rumahnya yang persis berada di pinggiran sungai membuat air begitu cepat masuk ke rumah. Tidak memakan waktu lama, seluruh ruang di rumahnya sudah tergenang banjir. Hal ini disebabkan adanya pasang air sungai udang hujan yang terus-menerus.
Zainal pun mengaku, dirinya bersama keluarga mencoba untuk mengamankan barang-barang, terutama dokumen-dokumen penting agar tidak terkena banjir. “Mengamankan barang seadanya saja, manaruh ke posisi yang lebih tinggi, karena air sudah masuk. Dapur yang biasanya tidak kena banjir sekarang juga masuk air,” tuturnya. Menurutnya, peningkatan banjir kali ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 dan 2022, sedangkan tahun 2023 tidak terjadi banjir, karena saat itu kondisi sedang kemarau. “Tahun 2021 dan 2022 juga banjir tapi tingginya tidak sampai seperti tahun ini. Ini dapur saya yang tinggi juga masuk. Rata-rata ketinggian air di dalam rumah sekitar 10-15 cm. Kalau di halaman lebih tinggi lagi, bisa sampai lutut orang dewasa,” tuturnya.
Karena kondisi itu, Zainal bersama keluarganya sudah sejak Kamis malam hingga saat ini harus mengungsi ke rumah orangtuanya yang tinggal tidak jauh dari lokasi tersebut. “Untuk sementara masih mengungsi. Walaupun sudah mulai surut takutnya hujan dan air pasang lagi, jadi cari amannya kita mengungsi dulu ke rumah orang tua. Kondisi rumah juga kita pantau terus. Surut sedikit kita bersihkan,” paparnya.
Zainal berharap, ada upaya dari pemerintah daerah untuk melakukan normalisasi aliran air sungai di kawasan tempat tersebut. “Harapannya dilakukan pengerukan, karena sungai sepertinya sudah mengalami pendangkalan,” tutupnya. (yn/gus)