SAMPIT – Sebanyak 14 tim dari perguruan tinggi dan SMA/SMK/MA di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengikuti lomba paduan suara Mars Habaring Hurung, Kamis (25/1). Kegiatan itu merupakan salah satu upaya menanamkan kecintaan terhadap lagu daerah pada generasi muda.
Lomba paduan suara tingkat kabupaten yang diprakarsai Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) itu merupakan salah satu rangkaian peringatan HUT Kotim ke-71.
Ketua TP PKK Kotim Khairiah Halikinnor mengatakan, kelestarian lagu daerah perlu ditingkatkan dengan cara memperkenalkan ke semua generasi, terutama kaum muda dan dalam upaya peningkatan pembangunan karakter generasi muda yang kreatif dan mandiri melalui pengembangan seni musik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, TP PKK Kotim menggelar lomba paduan suara yang merupakan sebuah kegiatan pembentukan tim paduan suara dan orkestra yang terdiri dari generasi muda berbakat perwakilan dari mahasiswa/mahasiswi dan pelajar SMA/SMK/MA sederajat di Kotim
”Kenapa kami lomba kan, karena ini juga merupakan instruksi dari bupati, agar semua kegiatan setelah Indonesia Raya harus menyanyikan Mars Habaring Hurung. Selama ini banyak yang tidak hafal, bahkan mungkin ada yang tidak pernah mendengar. Sebab, mars ini biasa didengarkan pada saat 17 Agustus dan HUT Kotim. Mulai sekarang kepada pelajar maupun mahasiswa bisa mengenalkan atau menghafalkn lagu ini, agar setiap acara di sekolah terus menyanyikan lagu ini setelah lagu wajib Indonesia Raya," ujarnya.
Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat mendukung kreativitas, kemandirian, dan sportivitas bagi mahasiswa dan pelajar di Kotim. Serta mampu memberikan nilai positif pada generasi muda dalam menumbuhkan semangat kedaerahan melalui nilai-nilai budaya daerah melalui Mars Habaring Hurung.
Lomba paduan suara Mars Habaring Hurung bagi mahasiswa/mahasiswi dan pelajar mengusung tema 'Dengan Mars Habaring Hurung Menciptakan Generasi Muda yang Kreatif dan Mandiri'.
”Ini merupakan kegiatan yang sangat baik dan positif untuk mendukung pelaksanaan pendidikan karakter melalui seni suara serta untuk menanamkan kecintaan pada lagu daerah," tuturnya.
Ketua panitia penyelenggara Suharlianti Sarwo Oboi mengatakan, lomba itu untuk memupuk rasa tanggung jawab dan disiplin sebagai seorang mahasiswa/mahasiswi dan pelajar. Memperkenalkan kepada generasi muda bahwa Mars Habaring Hurung merupakan lagu wajib yang diperdengarkan pada berbagai upacara atau kegiatan di Kotim.
”Kegiatan ini juga bertujuan menjalin rasa persahabatan antarpeserta melalui bidang seni, khususnya paduan suara. Serta mencintai budaya Indonesia melalui menyanyikan lagu daerah Kotim dan memupuk rasa cinta daerah melalui lagu-lagu yang bernuansa daerah," ujarnya.
Kepala DPPPAPPKB Kotim Imam Subekti saat membuka kegiatan tersebut mengharapkan, melalui lomba dapat mengimplementasikan nilai yang ada dalam lagu yang menceritakan tentang filosofi habaring burung, motto hidup bermasyarakat di Kotim yang menjunjung tinggi budaya persatuan dan gotong royong.
”Mari kita jadikan lomba paduan suara ini sebagai langkah awal sekaligus momentum yang sangat berharga bagi kita untuk menyosialisasikan dan melestarikan seni budaya khususnya Mars habaring Hurung di Kotim," katanya.
Berdasarkan hasil keputusan dewan juri, Juara Harapan III jatuh pada SMAN 1 Kotabesi, Harapan II SMAN 1 MHU, Harapan I SMKN 1 Kotabesi, kemudian juara III MAN Kotim Plus Keterampilan, Juara II SMAN SMAN 1 Sampit (Grup A) dan juara I SMAN 1 Sampit (Grup B). Para pemenang berhak atas uang pembinaan, trophy dan piagam.
Ketua Dewan Juri Hardelan mengatakan ada beberapa aspek yang menjadi kriteria penilaian yang dilakukan oleh dewan juri. Para pemenang adalah mereka atau tim yang memenuhi dari beberapa aspek yang menjadi kriteria penilaian dari dewan juri.
”Penilaian tidak hanya berdasarkan satu aspek, yang kami nilai ada beberapa aspek, kalau satu aspek saja yang bagus tapi yang lainnya belum mencapai kriteria, otomatis tidak bisa kita menang," ujarnya.
Hilman Raissa Rivaldo selaku Sekretaris Dewan Juri menambahkan ketika satu hal atau satu aspek tidak dipenuhi, akan menjadi faktor penentu kemenangan. Termasuk merubah nada dasar juga menjadi penilaian, dan otomatis gugur. ”Penilaian kami komprehensif dan penuh dengan pertimbangan," sebutnya.
Beberapa aspek yang menjadi penilaian dewan juri, antara lain intonasi atau ketepatan bunyi, vitalitas vokal, kualitas suara atau bunyi, kesatuan suara, dinamika, kepatuhan terhadap partitur, kesan penampilan secara umum, serta keserasian antar penyanyi dengan pengiring atau pianis maupun dirigen. (yn/ign)