SAMPIT - Rice milling plant rice to rice (RMP-RtoR) di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), mulai dibangun. Pembangunan ditandai dengan peletakan batu pertama pada Rabu (3/4).
Pembangunan RMP-RtoR ini merupakan program Pemerintah Provinsi Kalteng. Ada dua lokasi pembangunan RMP, yakni di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kotim.
Peletakan batu pertama di dua kabupaten ini secara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo yang turut dihadiri oleh Direktur Jendral (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia Andi Nur Alam Syah.
Di Kabupaten Pulang Pisau, peletakan batu pertama pembangunan RMP-RtoR dilakukan di Desa Pantik Kecamatan Pandih Batu. Peletakan tersebut dilakukan oleh Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo. Sedangkan peletakan batu pertama pembangunan RMP-RtoR di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit dilakukan oleh Sekda Provinsi Kalteng Nur Yakin beserta jajaran Pemprov Kalteng, Wakil Bupati Kotim Irawati beserta jajaran Pemkab Kotim, unsur Forkopimda Kotim, serta kelompok tani wilayah setempat, yang terhubung secara zoom meeting dengan Pemerintah Provinsi Kalteng.
Wakil Bupati Kotim Irawati menyatakan bahwa Pemkab Kotim menyambut baik diselenggarakannya kegiatan peletakan batu pertama pembangunan RMP-RtoR. Pemkab bersyukur mendapatkan bantuan pembangunan RMP-RtoR. Kotim memiliki luas lahan sawah mencapai 12.070 hektare, jika dihitung setidaknya dengan produktivitas 3,5 ton hektare saja maka potensi panen gabah kering panen sebesar 42.245 ton per musim tanam.
Hasil panen petani di Kotim ini sebagian besar dijual ke luar daerah masih dalam bentuk gabah kering panen dan gabah kering giling. Walaupun diproses dalam daerah dengan penggilingan konvensional hanya mampu menghasilkan beras dengan kelas medium.
RMP berupa rangkaian mesin penggilingan padi yang disusun secara integrasi untuk proses penggilingan gabah menjadi beras berkualitas dengan rendemen yang tinggi. Dengan kapasitas pengering 30 ton per jam serta unit untuk memproses beras dengan kapasitas 3,5 - 4 ton per jam diharapkan dapat menghasilkan kualitas dengan kelas premium.
"Dengan adanya pembangunan RMP ini diharapkan masalah yang sudah dialami sejak dulu ini bisa diatasi. Diharapkan RMP bisa menyerap seluruh hasil panen dalam daerah Kabupaten Kotim bahkan bisa menyerap hasil panen dari kabupaten lain," harapnya.
Di samping itu, pembangunan RMP juga dinilai bisa memangkas jalur distribusi yang artinya akan menguntungkan bagi petani selaku produsen serta bagi konsumen.
"Untuk pihak petani, hasil panen memiliki harga yang kompetitif, kemudian dari konsumen juga dapat memperoleh beras premium dengan harga lebih bersahabat," sebutnya.
Pihaknya juga mengharapkan dukungan dari kelompok tani, serta seluruh pihak yang terkait untuk mendukung pengembangan hilirisasi produksi beras di Kabupaten Kotim dengan ketekunan dan kebersamaan para petani untuk tetap konsisten melakukan pertanaman.
"Mudah-mudahan pembangunan proyek RMP ini dapat dimanfaatkan dengan optimal demi kemajuan pertanian yang menjadi kebanggaan kita," sebutnya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia Andi Nur Alam Syah mengatakan, pemerintah mengalokasikan 81 ribu hektare lahan rawa di Kalteng untuk dioptimasi sebagai langkah dalam meningkatkan produktivitas padi.
"Melalui program optimasi ini tentu menjadi prestasi bagi Kalimantan Tengah, karena dari 400 ribu hektare lahan yang dioptimasi di seluruh Indonesia, 81 ribu hektare di antaranya berada di provinsi ini dan menjadi yang pertama," sebutnya.
Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo melalui zoom meeting memberikan apresiasi kepada Kementerian Pertanian yang menjadikan Provinsi Kalteng Lumbung Pangan Nasional melalui Program Upaya Khusus (Upsus) Optimasi Lahan dan Pompanisasi.
"Dengan RMP ini nantinya bisa diproses dan menjadi stok beras kita, ini juga menjadi salah satu upaya untuk mengatasi inflasi kita, karena salah satu komoditas inflasi kita adalah beras," ucapnya.
Sekda Provinsi Kalteng Nuryakin saat memberikan arahan pada kegiatan peletakan batu pertama pembangunan RMP-RtoR di Desa Lampuyang berharap kepada pemerintah pusat untuk memberikan perhatian setelah pabrik ini dibangun, sehingga keberadaannya bisa optimal.
"Pembangunan RMP di Kotim ini berada pada posisi yang strategis di pinggir jalan, sehingga akan mampu berproduksi hasil panen petani dengan maksimal," tandasnya.
Nuryakin memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat atas dibangunnya RMP di Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, dan Kotim, yang turut mendukung di dalam kegiatan optimalisasi peningkatan produksi hasil pertanian Kalimantan Tengah.
"Besar harapannya ini akan mendapatkan dampak yang baik, segala kendala yang ada tentunya kita hadapi bersama," tutupnya. (yn/yit)