SAMPIT – Sektor kesehatan menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Untuk jaminan kesehatan masyarakat Kotim, anggaran sebesar Rp50 miliar pun digelontorkan setiap tahunnya.
”Pelayanan kesehatan menjadi hak dasar masyarakat. Karenanya, hal ini harus benar-benar kita perhatikan," ujar Bupati Kotim Halikinnor.
Orang nomor satu di Kotim itu menegaskan, tak ingin ada warga Kotim yang sakit dan tidak berobat karena alasan biaya. Oleh karena itu, Pemkab Kotim menggelontorkan anggaran sebesar Rp50 miliar setiap tahun untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi masyarakat setempat.
”Sejak 2018 lalu Kotim ini telah UHC (Universal Health Coverage), sehingga tidak ada alasan warga tidak dilayani dalam mendapatkan pelayanan kesehatan," katanya.
Sebab, kata Halikinnor, hampir 90 persen masyarakat Kotim sudah mempunyai jaminan kesehatan, sehingga semua warga Kotim mendapat pelayanan kesehatan yang sama.
Halikinnor juga telah menginstruksikan jajarannya untuk bisa memfasilitasi jika ada warga yang perlu bantuan kesehatan maupun kebutuhan pokok. Menurutnya, pemerintah daerah bertanggung jawab untuk segera membantu masyarakat. Terutama mereka yang kurang dari segi ekonomi.
Bahkan secara pribadi, Halikinnor juga memberikan bantuan kursi roda bagi warga yang membutuhkan. Hingga saat ini sudah ada sekitar 100 kursi roda yang diberikannya untuk warga yang membutuhkan.
Di samping itu, dia juga meminta masyarakat bersabar dan mengikuti prosedur dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Apalagi saat ini jumlah pasien terus bertambah seiring meningkatnya jumlah penduduk.
”Pasien di RSUD dr Murjani Sampit yang dulunya hanya sekitar 300 orang, kini mencapai 400 hingga 500 orang per hari. Saya harap masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan bisa bersabar, karena jumlah pasien yang dilayani setiap harinya cukup banyak," katanya.
Menurutnya, selain dampak pertambahan penduduk Kotim, peningkatan ini juga karena rumah sakit tersebut menjadi rujukan pasien dari kabupaten tetangga seperti dari Seruyan, Katingan dan sekitarnya.
Halikinnor juga mengapresiasi manajemen RSUD dr Murjani Sampit yang terus berbenah. Dengan sistem digitalisasi, saat ini antrean pasien dapat diurai. Sehingga tidak terjadi penumpukan antrean di loket layanan, karena pendaftaran dilakukan secara online dan langsung ke bidang masing-masing.
”Pasien yang datang sudah tahu nomor antreannya dan bisa memperkirakan waktu dilayani, sehingga tidak perlu lagi mengantre lama. Sekarang semua dipermudah demi kenyamanan dan pelayanan yang prima bagi masyarakat,” katanya. (yn/ign)