SAMPIT - Jelang Iduladha 1445 Hijriah, jumlah sapi yang masuk ke Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tahun ini diperkirakan meningkat dibanding dengan tahun sebelumnya.
"Tahun lalu 1.200 ekor sapi, sekarang mungkin bisa lebih meningkat, tapi tidak begitu signifikan," ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Endrayatno.
Endrayatno belum bisa memprediksi berapa persen peningkatan jumlah sapi kurban tahun ini. Pihaknya baru bisa memperkirakan persentase peningkatan saat pemeriksaan antemortem nanti.
"Tapi memang trennya itu naik, mungkin sekitar satu minggu sebelum hari H itu baru kita tahu. Jumlahnya tinggi, tapi tidak hanya di Kotim saja, mungkin itu ada yang lari ke Palangka Raya ataupun ke Pangkalan Bun," sebutnya.
Peningkatan terjadi lantaran daya beli masyarakat yang menguat, selain itu juga karena harga sapi yang tidak begitu melonjak.
"Dari segi harga tidak ngamuk seperti dulu, sekarang ini kayaknya harganya naik tapi tidak begitu besar. Jadi kalau dulu mungkin karena ada virus, salah satunya virus PMK, membuat harganya jadi mahal dan pada waktu itu juga tidak terlalu leluasa lalu lintas keluar masuknya sapi ke Kotim," ungkapnya.
Dilihat dari perputaran uang dari bisnis sapi kurban, Endrayatno menilai sangat besar. Apalagi jumlah sapi yang masuk ke Kotim bertambah dibanding tahun lalu.
"Saya juga tidak tahu apa ini karena tingkat ekonomi kita membaik, karena memang dari segi harga sawitnya juga semakin tinggi. Yang pasti lalu lintas ternak sudah mulai stabil, tidak seperti dulu yang sangat dibatasi," tuturnya.
Sapi yang sudah masuk ke Kotim saat ini sekitar 2.300 ekor. Sedangkan kambing yang sudah masuk sekitar 600 sampai 700 ekor.
Menurutnya sapi dari luar pulau kemungkinan masih akan masuk lagi ke Kotim namun jumlahnya tidak begitu banyak. Sapi mayoritas didatangkan dari Sulawesi.
”Sebanyak 90 persen lebih dari luar, sapi lokal paling 4-5 persen saja. Kota Sampit seperti di Jalan H.M Arsyad itu yang paling banyak, kemudian di Jalan Sawit Raya, Jalan Tartar dan Jalan Kopi Selatan. Kalau di luar Kota Sampit, sapi dipasok ke Desa Pelangsian dan Desa Sebabi," tutupnya. (yn/yit)