SAMPIT - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor optimis pengembangan Bandara H. Asan Sampit dapat terealisasi. Keyakinan tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan antara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dengan Pemerintah Kabupaten Kotim tentang Pembangunan dan Pengembangan Bandara H. Asan Sampit dan Naskah Perjanjian Hibah Daerah.
"Hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi Kabupaten Kotim khususnya. Kita akan memulai langkah besar dalam pengembangan infrastruktur vital bagi kemajuan Kotim, yaitu pengembangan Bandara H. Asan Sampit," kata Halikinnor.
Penandatanganan tersebut dilakukan langsung antara Bupati Kotim Halikinnor dengan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub RI Maria Kristi Endah di Jakarta, Senin (10/6).
Halikinnor mengatakan, rencana pengembangan Bandara H. Asan Sampit meliputi beberapa tahap prioritas. Tahun 2024, rencana perpanjangan runway. Tahun 2025, rencana pelebaran runway. Tahun 2026, pelebaran apron, pembangunan gedung pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK), serta perluasan gedung terminal existing. Tahun 2027, pembangunan terminal baru, perpanjangan runway tahap II, dan displacement runway.
"Kabupaten Kotim memiliki potensi penerbangan yang besar, terutama dengan adanya 53 perusahaan besar di sektor perkebunan kelapa sawit dan perusahaan pertambangan," sebutnya.
Sbanyak 5.474 orang dari unsur pimpinan perusahaan perkebunan kelapa sawit diperkirakan akan menggunakan transportasi udara untuk perjalanan bisnis, terutama ke Pulau Jawa. Selain itu, potensi perjalanan udara juga datang dari masyarakat umum, ASN, dan perusahaan di Kabupaten Seruyan yang hanya berjarak tiga jam perjalanan darat dari Sampit.
"Dari sisi teknis, Bandara H. Asan Sampit memiliki konektivitas wilayah yang baik dengan rencana pengembangan dari bandara pengumpan menuju bandara pengumpul. Kondisi jalan nasional yang menunjang aksesibilitas menuju bandara juga berada dalam kondisi baik, serta adanya rencana pembangunan jalan sirip sebagai upaya mitigasi jika nantinya jalan utama volume padat," terangnya.
Dari sisi lingkungan, Bandara H. Asan sampit memiliki keunggulan dengan letaknya yang dekat dengan sungai, yang dapat dijadikan point of view estetik penerbangan dan green belt untuk pengembangan bandara. Selain itu, potensi bencana gempa bumi, longsor, dan kebakaran hutan relatif rendah.
"Jika dilihat dari sisi sosial, masyarakat sangat mendukung pengembangan bandara ini. Seluruh responden menyatakan setuju dengan adanya pengembangan bandara, terutama perpanjangan runway yang akan memajukan Sampit. Dengan mata pencaharian yang didominasi oleh PNS dan wiraswasta, frekuensi penggunaan transportasi udara juga diperkirakan akan meningkat," ungkapnya.
Selanjutnya, pengembangan Bandara H Asan Sampit jika dilihat dari sisi ekonomi, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kotim yang mencapai 6,62 persen lebih tinggi dibandingkan kabupaten terdekat seperti Seruyan, Kobar, Katingan, dan Palangka Taya. Pengembangan bandara ini diharapkan dapat mendongkrak produktivitas ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Kabupaten Kotim adalah kabupaten dengan tingkat perekonomian tertinggi di Kalimantan Tengah. Kotim dikenal sebagai pintu gerbang perekonomian Kalimantan Tengah, dengan sektor usaha yang semakin maju dan berkembang, terutama dalam bidang jasa, perkebunan kelapa sawit, dan pertambangan. Selain itu, Kotim juga merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu sebanyak 436.079 jiwa.
Dengan luas wilayah mencapai 16.796 km², yang terdiri dari 17 kecamatan, 17 kelurahan, dan 168 desa, pengembangan Bandara H. Asan menjadi sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mobilitas penduduk.
Pengembangan ini didasarkan pada rencana induk (master plan) yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Nomor 188 Tahun 2022, serta telah melalui kajian amdal yang disetujui oleh Gubernur Kalimantan Tengah melalui Keputusan Nomor 188.44/257/2015.
"Dengan kondisi eksisting Bandara H. Asan Sampit yang saat ini hanya mampu melayani pesawat jenis ATR 72 dan Boeing 737-500, pengembangan ini sangat diperlukan untuk dapat melayani pesawat berbadan besar. Diharapkan dengan perpanjangan runway dari 2.060 meter menjadi 2.250 meter pada tahun 2024, bandara ini dapat meningkatkan pelayanan angkutan penumpang udara di wilayah Kotim dan sekitarnya," pungkasnya. (yn/yit)