SAMPIT - Di tahun ajaran 2024/2025 ini pertama kalinya diterapkan Kurikulum Merdeka secara nasional.
Oleh karena itu, satuan pendidikan dapat melakukan implementasi Kurikulum Merdeka di tahun ajaran 2024/2025 secara mandiri (mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi), dengan mulai menerapkan prinsip pembelajaran Kurikulum Merdeka.
"Pesan kepada guru dengan penerapan Kurikulum Merdeka, ini metode pembelajar harus berubah, metode pembelajaran sistem saintifik, tidak hanya klasikal, tetapi banyak inovasi dan kreasi dalam kegiatan belajar mengajarnya," kata Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur (Disdik Kotim) Muhammad Irfansyah.
Irfansyah menerangkan, Kurikulum Merdeka ditetapkan sebagai kerangka dasar kurikulum untuk satuan pendidikan di Indonesia atau yang dikenal sebagai Kurikulum Nasional 2024.
Kurikulum Merdeka sebenarnya sudah disusun pada tahun 2020, dan telah diterapkan secara bertahap sejak tahun 2021. Namun secara nasional baru diterapkan pada tahun ajaran 2024/2025 ini.
"Harapan saya guru-guru bisa belajar di PMM (Platform Merdeka Mengajar) disitulah memang Kurikulum Merdeka ini tidak ada Training of Trainers (ToT) atau dilatih dulu gurunya baru, guru yang sudah dilatih melatih yang lain tidak ada. Jadi mereka harus belajar lewat media platform itu," tuturnya.
Melalui PMM kata Irfansyah, persepsi dalam metode pembelajaran akan beda-beda. Pihaknya pun sudah memiliki komunitas belajar, dimana didalamnya meski pemahamannya beda-beda namun bersama-sama menyatukan persepsi.
"Misalnya ada yang melihat kucing kakinya empat, saya melihat karena dari sisi belakang buntutnya saja yang saya lihat. Karena di ruang digital itu, makanya menyatukan persepsi, kadang-kadang menyatukan kesamaan. Tapi sesuai dengan karakteristik sekolahnya masing-masing. Alhamdulillah ada komunitas belajar itu bisa membantu," ungkapnya.
Kurikulum Merdeka menerapkan pendekatan yang mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam pembelajaran, dengan kebebasan memilih cara belajar sesuai minat dan kebutuhan.
“Dengan Kurikulum Merdeka, setiap sekolah memiliki fleksibilitas dalam menerapkan implementasi Kurikulum Merdeka sesuai dengan tingkat kesiapan masing-masing,” tandasnya. (yn/fm)