SAMPIT - Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Riskon Fabiansyah mengakui hasil dari penanganan banjir di dalam Kota Sampit akan diuji saat musim hujan.
Langkah pemerintah menyelesaikan persoalan banjir melalui pengerukan sedimen di jalur sungai pengeringan sudah dilakukan di tahun 2024 ini menggunakan alat berat ekskavator ampibi.
“Kita lihat nanti saat musim hujan, bagaimana hasil dari pekerjaan yang selama ini dilakukan untuk penuntasan masalah banjir dalam Kota Sampit,” kata Riskon.
Menurutnya, alat berat seharga Rp5,3 miliar digunakan untuk pencegahan banjir di Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang dengan mengeruk sungai kecil dan drainase yang dangkal.
Riskon merupakan salah satu legislator yang getol menyoroti penanganan banjir di Kota Sampit. Dia sering menerima keluhan masyarakat serta turun langsung ke beberapa titik permukiman yang kerap dilanda banjir di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang yang merupakan daerah pemilihan (dapil) yang diwakilinya.
“Banjir di perkotaan bisa saja dipicu oleh saluran drainase yang belum pernah dinormalisasi. Ada pula yang mungkin telah dilakukan normalisasi namun sudah dalam jangka waktu yang lama sehingga kembali terjadi pendangkalan,” tandasnya. (ang/fm)