SUKAMARA – Rencana lanjutan pembangunan jembatan Jelai ternyata mendapat respons positif dari Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Habib H. Said Ismail. Secara khusus mantan anggota DPD RI ini berjanji akan membantu pendekatan kepada Pemprov Kalimantan Barat agar bisa dilaksanakan.
“Setelah lebaran saya yang akan ke Kalimantan Barat bersama dengan Bupati Sukamara untuk membicarakan pembangunan jembatan Jelai ini,” kata Habib baru-baru tadi.
Ia juga meminta kepada Pemkab Sukamara agar mempersiapkan dan menyusun konsep dan bahan yang dibutuhkan untuk disampaikan kepada Pemprov Kalbar, yang menunjukan adanya dampak positif bagi kedua wilayah. Sebab, penyelesaian pembangunan jembatan sangat dinanti agar akses warga antar wilayah terbuka.
Di lain pihak, Bupati Sukamara Ahmad Dirman menegaskan lanjutan pembangunan jembatan Jelai memang membutuhkan bantuan dan dorongan dari Pemprov Kalimantan Tengah, sehingga penyelesaian lebih bisa cepat dan jembatan dapat difungsikan sebagai penghubung kedua wilayah.
“Masih ada bentang jembatan yang belum terbangun dan jalan di wilayah Kalimantan Barat,” jelas Ahmad Dirman.
Sekadar diketahui, dari pantauan di lokasi menunjukan jalan poros menuju jembatan Jelai di wilayah Kalbar telah dibangun dan ditimbun. Selain menuju jembatan Jelai, badan jalan juga dibangun menuju ke pemukiman warga Desa Sukaramai, yang berbatasan dengan Sukamara Kalteng.
Meski masih berupa badan jalan, namun sebagian warga sudah memanfaatkannya menuju ke wilayah Kalbar.
“Pengerukan dan penimbunan jalan dilakukan tahun 2015 tadi. Sudah dibangun hingga menuju ke pemukiman Sukaramai. Sedangkan menuju jembatan masih tersisa sekitar 1,5 kilometer saja,” ujar Anang, warga sekitar jembatan Jelai.
---------- SPLIT TEXT ----------
Menurutnya badan jalan yang dibangun dengan lebar enam meter lebih tersebut sudah dilewati masyarakat ketika ingin pergi ke wilayah Jambi dan Manis Mata atau wilayah perkebunan lainnya di Kalbar.
Hanya saja, khusus kendaraan roda dua yang bisa lewat karena jalan masih setapak. Sedangkan jalan menuju pemukiman Sukaramai masih belum bisa dilalui kendaraan karena masih berupa timbunan kerukan.
“Jika ingin ke jalan poros maka lewat sungai kerukan menggunakan getek. Banyak warga yang membawa motor lewat di jalan itu,” tambah Anang. (fzr/fm)