SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengambil langkah strategis mengatasi kekurangan tenaga medis spesialis, terutama di RSUD dr Murjani Sampit. Salah satu upaya yang tengah disiapkan, pemberian beasiswa pendidikan bagi putra-putri daerah untuk menjadi dokter spesialis, khususnya spesialis bedah saraf.
Hal tersebut disampaikan Bupati Kotim Halikinnor saat melantik pejabat administrator RSUD dr Murjani Sampit, Rabu (9/4) kemarin. Dalam arahannya, Halikinnor mengatakan, anggaran untuk program ini sudah dialokasikan, namun masih menunggu rampungnya regulasi pelaksana berupa Peraturan Bupati.
”Anggarannya sudah kami siapkan. Tinggal menunggu Perbup-nya yang masih dalam proses penyusunan,” ujarnya.
Kelangkaan dokter bedah saraf di Kalimantan Tengah menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Saat ini, hanya terdapat satu dokter bedah saraf di provinsi tersebut, yakni di RSUD dr. Doris Sylvanus, Palangka Raya.
”Pasien dengan gangguan saraf cukup banyak dan perlu penanganan cepat. Kalau kita biayai sekolahnya, mereka pasti mau kembali dan mengabdi di daerah,” tambah Halikinnor.
Program ini tidak hanya menyasar putra-putri daerah, tetapi juga membuka peluang bagi tenaga medis dari luar daerah yang bersedia dikontrak untuk bekerja di Sampit. Pemkab bahkan siap menanggung biaya pendidikan mereka jika berkomitmen mengabdi di RSUD dr. Murjani dengan kontrak kerja selama 15 tahun.
”Kalau ada yang sudah lulus dan siap kerja, bisa langsung kita kontrak. Ini lebih cepat, karena pendidikan dokter spesialis itu panjang dan belum tentu semua bisa lolos seleksi,” jelasnya.
Dengan terobosan tersebut, Pemkab Kotim berharap pelayanan medis di rumah sakit rujukan tersebut bisa meningkat, serta mengurangi ketergantungan rujukan pasien ke luar daerah. Terutama dalam layanan bedah saraf yang kini sangat terbatas. (yn/ign)