SAMPIT – Dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Tahun 2025 yang diperingati setiap 26 April, SMP Negeri 8 Sampit menjadi lokasi pelaksanaan simulasi penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kegiatan puncak akan berlangsung pada Kamis (24/4), di halaman sekolah yang terletak di Jalan Betang Raya, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Mengusung tema “Bangun Kesiapsiagaan Sejak Dini”, para pelajar setempat tidak hanya menjadi peserta pasif, melainkan dilibatkan secara aktif sebagai petugas dalam skenario penanganan bencana.
Simulasi ini didampingi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat), Pos SAR Sampit, PMI, serta Manggala Agni.
Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam mengatakan, kegiatan ini bertujuan membentuk karakter tangguh bencana sejak dini. "Kesiapsiagaan harus dimulai dari bangku sekolah. Kami ingin siswa memiliki keterampilan dasar dan mental siap saat menghadapi situasi darurat," ujarnya.
Simulasi ini diawali dengan pembekalan materi kebencanaan, termasuk pengenalan potensi karhutla dan praktik langkah-langkah penanggulangannya secara sederhana. Siswa pun dilatih melakukan evakuasi secara mandiri dan terorganisir.
"Ini bukan sekadar kegiatan simbolik. Kami ingin sekolah menjadi garda terdepan dalam edukasi dan kesiapsiagaan bencana. Karena itu, kami dorong kegiatan serupa diterapkan juga di sekolah lain," terang Multazam.
Pihaknya pun telah mengirimkan surat edaran melalui Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama untuk mendorong satuan pendidikan lainnya melaksanakan latihan kesiapsiagaan sesuai potensi bencana di wilayah masing-masing.
Multazam menambahkan, simulasi ini menegaskan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk pelajar sebagai agen perubahan di masa depan. (yn/gus)