SAMPIT – Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar Musyawarah Cabang (Muscab) VIII, Minggu (27/4), dengan mengusung tema "Satukan Langkah dalam Transformasi Kesehatan untuk Penguatan Pelayanan Kebidanan Berkesinambungan Berbasis Bukti."
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kotim Sanggul L Gaol yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, tenaga kesehatan, khususnya bidan, memiliki peran penting dalam mewujudkan transformasi pelayanan kesehatan.
”Mereka adalah individu yang mengabdikan diri di bidang kesehatan dengan profesionalisme, pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan tinggi serta memiliki kewenangan tertentu dalam pelaksanaan layanan kesehatan," ujarnya.
Sanggul menegaskan, keberadaan bidan sangat vital dalam mendukung program nasional, terutama dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan prevalensi stunting di daerah. Ia berharap, dengan kepemimpinan baru hasil Muscab VIII, peran bidan di Kotim semakin optimal dalam menciptakan generasi yang sehat dan kuat.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang (PC) IBI Kotim Mursyidah melaporkan bahwa hingga 25 April 2025, terdapat 530 orang bidan aktif di Kabupaten Kotawaringin Timur yang tercatat melalui Kartu Tanda Anggota (KTA) Online dan memenuhi kewajiban pembayaran iuran.
Dari jumlah tersebut, sekitar 6,3 persen merupakan lulusan profesi bidan, 14,4 persen lulusan D4 Kebidanan, dan 77,2 persen lulusan DIII Kebidanan.
”Adapun status kepegawaian para bidan tersebut, 38,9 persen berstatus PNS, 16 persen berstatus PPPK, 11,4 persen tenaga kontrak daerah, dan sisanya adalah tenaga pendidik, karyawan perusahaan, serta sektor lain," jelas Mursyidah.
Selama lima tahun masa bakti 2020–2025, PC IBI Kotim menghadapi berbagai tantangan, di antaranya pandemi Covid-19, transformasi kebijakan profesi kesehatan, hingga perubahan sistem administrasi keanggotaan dan pembayaran iuran.
Saat ini, proses migrasi pembayaran iuran dari sistem manual ke sistem virtual account masih berlangsung, dengan baru sekitar 15 persen anggota yang berhasil melakukan migrasi dan konfirmasi pembayaran.
”Kami berharap ketua ranting dan koordinator bidan di tiap puskesmas dapat terus mendorong anggota untuk segera melakukan migrasi. Ini penting untuk menjaga keaktifan keanggotaan mereka," kata Mursyidah.
Muscab VIII ini menjadi forum konsolidasi organisasi, laporan pertanggungjawaban program kerja 2020–2025, penyusunan rencana strategis lima tahun ke depan, serta pemilihan dan pengesahan lima orang pengurus harian baru yang akan memimpin PC IBI Kotim periode 2025–2030.
Mursyidah juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah daerah dalam meningkatkan kompetensi bidan melalui pelatihan berkelanjutan, penyediaan sarana dan prasarana, khususnya bagi bidan yang bertugas di daerah pelosok.
”Pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah hak seluruh bangsa dan memiliki risiko komplikasi, sehingga perlu penanganan oleh tenaga bidan yang profesional," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Mursyidah menyampaikan ucapan terima kasih atas arahan dan dukungan dari Ketua Pengurus Daerah IBI Provinsi Kalimantan Tengah. Dia berharap Muscab ini bisa memperkuat peran IBI dalam mendukung program pembangunan kesehatan di Kotim. (yn/ign)