SAMPIT–Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyatakan kesiapannya untuk menyambut pelaksanaan program Sekolah Rakyat yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Program ini dinilai sebagai salah satu langkah strategis dalam upaya memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu di seluruh Indonesia.
Bupati Kotim Halikinnor yang diwawancarai usai melepas calon jemaah haji Kotim tahun 2025 di Aula Komplek Islamic Center Sampit pada Selasa (13/5), menyampaikan bahwa daerahnya telah menyiapkan sejumlah fasilitas penunjang untuk mendukung pelaksanaan program ini. Salah satu fasilitas yang akan dimanfaatkan adalah Asrama Haji Kotim, yang selama ini belum digunakan secara optimal.
"Kita memiliki fasilitas Asrama Haji yang cukup memadai dan lengkap. Ini bisa dipergunakan sementara sebelum pembangunan gedung Sekolah Rakyat yang baru dimulai. Saya sangat berharap Kotim bisa mendapatkan kesempatan untuk menjalankan program ini, karena masih banyak masyarakat kita yang tidak mampu dan membutuhkan pendidikan," ujar Halikinnor.
Asrama Haji memiliki 48 kamar yang masing-masing dapat menampung empat orang. Artinya, kapasitas total mencapai 192 anak. Sementara kebutuhan awal untuk Sekolah Rakyat hanya sekitar 100 anak, sehingga fasilitas ini dinilai lebih dari cukup untuk tahap awal pelaksanaan.
Tak hanya menyiapkan fasilitas sementara, Pemkab Kotim juga telah menyiapkan lahan permanen untuk pembangunan gedung Sekolah Rakyat. Lahan seluas 5,9 hektare di kawasan Lingkar Utara telah disediakan, melampaui syarat minimal 5 hektare yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.
"Tanah sudah kita siapkan, dan kapan pun pembangunan bisa dimulai. Sambil menunggu, kita akan manfaatkan Asrama Haji. Ruang belajar sudah ada, tinggal mebeler dan perlengkapan lainnya, yang semuanya ditanggung oleh pusat," tambah Bupati.
Program Sekolah Rakyat ini secara khusus menyasar anak-anak dari keluarga tidak mampu, dengan ketentuan semua biaya pendidikan ditanggung oleh pemerintah. Bahkan, orang tua dari peserta didik pun akan mendapatkan dukungan dalam bentuk perbaikan rumah dan modal usaha, sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan yang terintegrasi.
"Program ini luar biasa. Anak disekolahkan secara gratis, sementara orang tuanya juga dibantu agar bisa mandiri. Ini menyentuh langsung 100 kepala keluarga yang kita harapkan bisa terangkat dari garis kemiskinan," tegas Halikinnor.
Program Sekolah Rakyat ini mencakup jenjang SD, SMP, dan SMA. Namun untuk di Kotim menurut Halikinnor, jenjang yang akan difokuskan untuk program ini adalah tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini dipilih karena mayoritas anak dari keluarga tidak mampu di Kotim terpaksa putus sekolah saat akan melanjutkan ke jenjang SMA, terutama karena keterbatasan fasilitas pendidikan di desa dan kecamatan.
"Kalau SD dan SMP, di setiap desa atau kecamatan rata-rata sudah ada. Tapi untuk SMA, anak-anak harus ke kota. Di sinilah banyak yang tidak mampu melanjutkan. Maka kita prioritaskan jenjang ini," jelasnya.
Halikinnor menambahkan bahwa data calon siswa akan diverifikasi oleh tim khusus agar benar-benar tepat sasaran. Data awal berasal dari instansi terkait, dan akan diverifikasi secara lapangan untuk memastikan bahwa hanya keluarga tidak mampu yang benar-benar berhak menerima manfaat program ini.
Sebelumnya, pada Senin (12/5), Wakil Bupati Kotim Irawati bersama instansi terkait juga telah meninjau langsung lokasi yang disiapkan untuk pelaksanaan Sekolah Rakyat. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memastikan kesiapan fasilitas dan infrastruktur pendukung sebelum program mulai berjalan.
"Program ini direncanakan mulai penerimaan siswa pada bulan Juni tahun ini. Jadi semua persiapan terus kita matangkan agar pelaksanaannya nanti berjalan lancar dan manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat," pungkas Halikinnor. (yn/yit)