SAMPIT – Menjelang Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah, hewan kurban terus dipasok ke Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Hingga pertengahan Mei, tercatat sedikitnya 1.900 ekor hewan kurban masuk Kotim. Angka itu diperkirakan terus meningkat jelang hari H.
Namun, seiring dengan peningkatan distribusi hewan kurban, kewaspadaan terus ditingkatkan. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim menemukan sejumlah hewan mengalami gejala penyakit, mulai dari penyakit mulut dan kuku (PMK), cacingan, hingga gangguan pencernaan ringan.
”Beberapa ekor memang menunjukkan gejala, tapi sebagian besar masih bisa disembuhkan dalam waktu dua minggu ke depan," ungkap Danik Ariyanti, Kepala Bidang Peternakan DPKP Kotim.
Menurut Danik, pemeriksaan awal dilakukan terhadap hewan yang baru tiba dari luar daerah, termasuk dari provinsi tetangga. Hewan-hewan ini harus menjalani karantina dan pengawasan kesehatan sebelum dilepas ke pasar dan lapak-lapak penjual.
”Kalau dilihat dari tren tahun lalu, jumlah hewan kurban yang masuk mencapai lebih dari 2.500 ekor. Tahun ini jumlahnya bisa menyamai atau melampaui angka tersebut," ujarnya.
Sebagian besar kasus penyakit ditemukan pada sapi yang dikirim dari luar daerah. Sedangkan sapi lokal cenderung lebih tahan terhadap kondisi cuaca dan perjalanan, serta jarang menunjukkan gejala penyakit serius.
”Karena itu, kami terus mengimbau panitia kurban dan pembeli untuk lebih selektif, termasuk mempertimbangkan penggunaan hewan kurban lokal,” tambah Danik.
DPKP menjamin seluruh hewan yang akan dijual ke masyarakat telah melalui proses pemeriksaan akhir. Nantinya, hewan yang dinyatakan sehat akan diberi label khusus berupa kalung sehat, sebagai tanda bahwa hewan tersebut layak untuk dikurbankan.
Pemeriksaan menyeluruh dijadwalkan dilakukan sepekan sebelum Iduladha. Tim kesehatan hewan disiagakan di seluruh kecamatan guna memastikan proses distribusi dan penjualan berjalan aman serta sesuai standar kesehatan.
”Kami pastikan tidak ada hewan yang dilepas ke pasar tanpa pemeriksaan. Ini penting untuk menjamin kualitas dan keamanan hewan kurban masyarakat,” kata Danik. (yn/ign)