SAMPIT – Hujan lebat yang mengguyur Kota Sampit selama dua jam lebih pada Jumat (5/8), membuat drainase di sejumlah titik dalam kota tak mampu menampung air hingga meluap ke badan jalan dan halaman rumah warga. Sebagian drainase terlihat mampet karena tumpukan sampah.
Bukan hanya jalan dan permukiman warga yang digenangi air. RSUD dr Murjani Sampit juga ikut terkena imbasnya. Rihel (41), warga yang berkunjung ke rumah sakit untuk membesuk kerabatnya, harus berjalan melintasi air dengan ketinggian hingga satu jengkal.
”Rumah sakit juga ikut banjir. Saya harus menggulung celana. Ketinggian air sampai satu jengkal. Hujan malam tadi sangat lebat, sampai pukul 05.00 WIB masih saja gerimis,” tutur Rihel.
Selain itu, di Jalan HM Arsyad, pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Sampit beramai-ramai mengeruk drainase untuk mengeluarkan sampah yang menyumbat air. Selain mencegah banjir di halaman sekolah, hal itu juga untuk mencegah genangan air menjadi sarang nyamuk.
”Biar lancar dan tidak ada genangan untuk nyamuk bersarang. Kegiatan ini membersihkan saluran yang tersumbat saja, agar air mengalir dengan lancar,” kata Jhon, guru SMK 4 Sampit, sambil memantau muridnya yang membersihkan drainase menggunakan cangkul dan kayu.
---------- SPLIT TEXT ----------
Air yang menggenangi jalan terjadi di Jalan MT Haryono, Ketapang. Ruas padat pengendara roda dua maupun empat itu digenangi air hingga sore. Pengendara harus memperlambat laju kendaraannya saat melintasi genangan air sepanjang sekitar 100 meter tersebut.
Jarni, warga sekitar menuturkan, lokasi tersebut memang menjadi langganan genangan air. Meski hujan sebentar, jalan pasti terendam. Kondisi seperti itu juga sudah berlangsung cukup lama.
”Banjir dari tadi pagi (5/8) akibat hujan subuh itu. Memang di sini langganan banjir,” ujarnya.
Menurut Jarni, genangan air tersebut disebabkan drainase sepanjang jalan itu tidak pernah dibersihkan. Sampah menumpuk menghambat saluran air. ”Air tidak bisa mengalir karena di dalam got sudah penuh. Selama saya tinggal di sini, tidak pernah melihat ada pembersihan dari pihak mana pun,” tutur Jarni.
Secara terpisah, Kasi Penyehatan Lingkungan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kotim Slamet Giartono menjelaskan, sejauh ini pihaknya sudah berupaya maksimal mengeruk drainase di Kota Sampit dan sekitarnya agar air tidak meluap.
”Sungai primer di Jalan Lembur Kuring masih dalam pengerukan. Untuk dalam kota masih belum semuanya (dikeruk). Sebagian dilakukan manual, seperti drainase di depan RSUD dr Murjani Sampit, GOR Sampit, sekitar SMP Negeri 2 Sampit, Jalan Muhran Ali, dan Pinang,” ujarnya. (mir/ara/ign)