SAMPIT – Menyebarnya kasus foto bugil siswi SMA di Kota Sampit mengulang kasus yang terjadi sebelumnya. Perlu perhatian semua pihak agar hal tersebut tak lagi terjadi. Selain pihak sekolah, orangtua diminta lebih berperan agar anak tak berperilaku menyimpang.
”Kasus ini bukan pertama kali terjadi dan memang sangat memprihatikan bagi dunia pendidikan dan pergaulan remaja sekarang,” kata Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kotim Forisni Aprillista, Rabu (17/8).
Menurut Forisni, pergaulan dan cara mengekspresikan diri para remaja saat ini cenderung menyimpang dari norma. Hal yang sangat tidak etis dianggap biasa dan modern atau kekinian. ”Ini modern yang salah kaprah,” ujarnya.
Forisnis menegaskan, foto yang tidak pantas seharusnya tidak perlu disimpan, walaupun untuk koleksi pribadi. Pasalnya, akibat yang ditimbukan bisa fatal, seperti kasus yang menimpa siswi di Kotim baru-baru ini. Apalagi siswi itu bersekolah di SMA favorit.
Peran orangtua, kata Forisni, sangat diperlukan. Ketika anak luput dari perhatian, akan berpengaruh besar terhadap perilaku si buah hati. Pentingnya peran orangtua sebagai pembimbing dan guru ketika anak di rumah harus diperkuat.
”Kedekatan hubungan antara anak dan orangtua akan berpengaruh pada pembetukan kepribadian si buah hati,” ujarnya.
Lebih lanjut Forisnio mengatakan, anak bermasalah harus diberi pembinaan khusus. Tak hanya melibatkan orangtua, tapi juga guru bimbingan konseling (BK) di sekolah. Untuk siswi yang tersangkut kasus foto bugil, DAT (15), agar diarahkan mendekatkan diri ke agama.
”Lebih penting peran dari temannya, serta dukungan dari lingkungan. Jangan sampai anak dikucilkan, apalagi di-bully karena akan memberikan dampak lebih buruk pada DAT," tandasnya. (ara/ign)