PANGKALAN BUN- Kapal Republik Indonesia (KRI) Sidat 851 masuk Kabupaten Kotawaringin Barat dan sandar di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Senin (22/8) kemarin. Kedatangan kapal perang tersebut dalam rangka menjalankan operasi laut Samudra Jaya 2016 dan pengamanan dari tindakan kejahatan di laut.
Komandan KRI Sidat Mayor (P) Widi Susanto mengatakan, baru pertama kali ini kapal perang KRI itu masuk ke Kobar. Kapal ini masuk dengan misi bukan untuk perang, namun untuk pengamanan laut. Kebetulan sedang mengamankan laut Jawa termasuk wilayah perairan di Kumai dan sekitarnya.
"Operasi ini dilakukan oleh TNI AL untuk mengamankan laut dari tindakan kejahatan. Misalnya saja dari ilegal fishing dan bentuk kejahatan lain di laut,"Kata Mayor (P) Widi Susanto di atas KRI Sidat yang sedang bersandar di Pelabuhan Panglima Utar Kumai.
Dilanjutkannya, kapal perang ini keliling mulai dari Bali kemudian ke Kaltim, Kalsel dan Kalteng termasuk ke Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat. Selama operasi di laut pihaknya juga bisa langsung menindak tegas para pelaku kejahatan di laut.
"Tindak kejahatan tidak hanya di darat, tapi juga di laut. Maka dari itu kita harus optimalkan pengamanan termasuk lewat operasi seperti sekarang ini. Kita keliling di laut dan kalau ada tindak kejahatan juga bisa kita tindak," tegas Widi Susanto.
Ditambahkannya, pihaknya tidak ingin lengah sedikit pun mengamankan laut dari tindakan kejahatan, mengingat tingkat kerawanan di laut juga cukup tinggi.
Sementara itu mengenai jenis kapal tersebut Widi Susanto menjelaskan, KRI Sidat ini merupakan buatan Indonesia dirancang khusus untuk perang dan misi lainnya.Kecepatan kapal sampai 27 knot dan bisa maksimal sampai 30 knot.
“Sistem navigasi canggih dan semua bisa dioperasionalkan, dan kapal dilengkapi dengan berbagai peralatan yang memadai. Sehingga ketika ada keadaan darurat bisa diandalkan dalam misi penyelamatan dan SAR,” pungkas Widi Susanto. (rin/gus)