KOTAWARINGIN LAMA – Muhammad Harjandi alias Dandi tidak bisa masuk sekolah karena sekujur badannya masih terasa sakit. Kepalanya juga mendapat dua jahitan. Siswa kelas IX MTs Najmul Huda Kotawaringin Lama (Kolam) babak belur setelah dikeroyok remaja lainnya, Senin (29/8) sore. Penyebabnya sepele, hanya rebutan layang-layang yang putus.
Dandi menceritakan, saat melihat layang-layang putus, dia langsung mengejar hingga mendapatkan layang-layang tersebut. Ternyata layang-layang itu juga dikejar pemiliknya bernama Abdul Samat beserta sejumlah temannya.
”Saat saya sudah mendapatkan layang-layang itu, dia (Samat) mengaku layangan itu miliknya dan jangan diambil. Saya siap mengembalikannya. Namun Samat tidak terima begitu saja langsung menuduh saya telah mematahkan layangannya, sementara layangan itu tidak saya apa-apakan dan dia langsung menantang saya berkelahi,” cerita anak yatim ini sambil meringis kesakitan.
Karena Samat tetap menuduh, Dandi langsung memegang baju Samat.
Karena sudah memegang baju Samat, Dandi dianggap menerima tantangan berkelahi.
”Sebenarnya saya tidak tega memukul Samat, namun saat saya memegang bajunya, teman Samat yang bernama Amin langsug menerjang saya dan saya pun membalas terjangan Amin dengan pukulan dan kemudian Samat juga ikut memukul dan menendang saya. Karena sudah tersudut, saya melawan meski yang menyerang saya tiga orang,” beber Dandi.
Saat dirinya berhadapan dengan Samat, Amin memukuli dirinya berkali-kali dari belakang menggunakan kayu sebesar jempol kaki. Bukan itu saja, temannya yang lain bernama Arif juga ikutan memukulinya.
Merasa perkelahian itu tidak seimbang Dandi berusaha kabur dari arena pertarungan, namun Samat dan kawan-kawan terus mengejar. Bahkan Samat mempersenjatai dirinya menggunakan ikat pinggang miliknya yang akhirnya dipukulkan ke kepala Dandi dan mengenai kepala sebelah kiri.
Ditemui terpisah, salah seorang dari pengeroyok Dandi yang bernama Amin memberikan keterangan berbeda. Bukan mereka yang mengajak berkelahi. Amin membatah telah mengeroyok Dandi. Dirinya justru mau melerai perkelahian Dandi dan Samat.
”Tetapi saat saya dan Arif mau melerai, kami kena pukul Dandi, terpaksa kami juga membalas pukulan itu. Dan saya akui saya sempat memukul dia. Tetapi bukan saya yang memukul dengan kayu untuk pertama kalinya, tetapi Samat,” jelas Amin.
Masih menurut Amin, yang melukai kepala Dandi adalah Samat, yakni mengunakan ikat pinggang.
Sementara itu ibu Dandi, Ida, tidak terima anaknya dipukuli. Dia melaporkan kejadian ini ke Polsek Kolam. ”Sebenarnya kita tidak mau urusan ini sampai ke pihak polisi, tetapi setelah saya mendatangi ketiga orang tua anak yang memukuli anak saya, bagaimana pengobatan anak saya, mereka sampai jam 20.00 WIB tadi malam tidak ada datang menemui, terpaksa saya laporkan ke polisi. Saya orang tidak mampu dan Dandi sudah tidak punya bapak lagi,” katanya.
Sampai berita ini ditulis kemarin petang, Polsek Kolam masih memediasi kedua belah pihak. ”Maaf belum bisa memberikan keterangan karena kami masih memadiasi kedua belah pihak,” ucap Kapolsek Kolam Iptu Triyono Raharja melalui anggota Polsek Kolam yang menangangi kasus ini. (gst)