PANGKALAN BANTENG - Untuk menekan kasus gizi kurang dan gizi buruk di Kabupaten Kobar, seluruh tenaga kesehatan harus mampu meningkatkan kerjasama dengan para orang tua, salah satunya dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang status serta kebutuhan gizi balita dan bayi.
Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinkes Kobar Arif Susanto mengatakan, Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) terus menekan terjadinya kasus gizi buruk. Selama tiga tahun terakhir tidak lagi ditemukan kasus gizi buruk di Kabupaten Kobar.
”Salah satu upaya yang bisa dilakukan dalam penanganan kasus gizi buruk tersebut adalah dengan membangun kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dengan para orang tua,” ujarnya, Selasa (13/9) pagi.
Ketidaktahuan dan ketidakpahaman orang tua tentang asupan gizi yang baik bagi anak juga menjadi salah satu faktor munculnya kasus gizi buruk, serta ditambah lagi faktor-faktor lainnya, seperti adanya penyakit lain yang mengiringi dan faktor ekonomi keluarga yang sangat mempengaruhi. ”Kini para orang tua sudah memahami mengenai asupan gizi yang harus diberikan kepada anak-anak mereka,” katanya.
Tidak hanya masalah kekurangan gizi, para orang tua juga perlu selalu mengecek berat badan anaknya. Tidak hanya yang balita melalui posyandu, untuk anak usia sekolah juga harus dipantau terus terkait berat badannya.
”Selain gizi buruk, kita juga konsen pada obesitas anak yang kini mulai meningkat. Dengan berat badan tidak normal, maka sangat mungkin anak akan mudah terserang penyakit. Oleh karena itu peran aktif orang tua sangat dibutuhkan,” tandasnya. (sla/yit)