PANGKALAN BUN – Warga Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menolak oknum guru berinisial K untuk mengajar kembali di SDN 2 Kubu. Warga menganggap K tidak pernah menunjukan sikap sebagai seorang guru dan pendidik yang baik. Yang bersangkutan justru sering berucap kasar dan melakukan pemukulan terhadap anak-anak.
Warga Desa Kubu juga mengancam apabila permintaan dan permohonan yang ditujukan kepada Bupati Kobar dan instansi terkait tersebut tidak ditanggapi atau disetujui, maka warga akan melakukan tindakan dengan caranya sendiri. Warga tidak ingin anaknya yang bersekolah di SDN 2 Kubu dididik oleh seorang guru yang kasar.
Menganggapi hal ini, Ketua Komisi A DPRD Kobar Akhmad Subandi mengatakan, Dinas Pendidikan Kobar harus memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Apalagi masyarakat merasa memiliki sekolah dan sudah menunjukan kepedulian terhadap dunia pendidikan.
"Masyarakat sudah bersikap baik dan beretika dengan berkirim surat ke dinas. Jangan sampai dinas t tidak peduli dengan sikap warga itu," tegas Subandi, Senin (17/10).
Subandi khawatir warga akan bertindak sendiri jika dinas tidak merespon masalah ini. Sebelumnya ia telah menyarankan warga agar melaporkan K kepada pihak berwajib. Namun peristiwa tersebut sudah lama, sehingga bekas pukulan sudah hilang.
"Waktu kami kunjungan ke rumah orang tua bersangkutan (korban). Sudah diambil sikap memindahkan oknum tersebut, tapi ke Kota Kumai. Ini juga sikap yang salah. Nyaman dipindah ke kota," tutur Subandi.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kobar Aida Lailawati mengatakan, surat permintaan dan permohonan dari warga Desa Kubu tersebut sudah masuk ke Disdikpora Kobar. Saat ini yang bersangkutan dititipkan di SDN 1 Candi, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar.
"Masalah penolakan masyarakat masih kami bahas dengan tim kami, untuk di SDN 2 Kubu belum ada guru penggantinya," ucap Aida. (jok/yit)