SAMPIT – Kota Sampit akhirnya diguyur hujan dengan intensitas ringan, Sabtu (3/10). Meski demikian, hal tersebut belum efektif menghilangkan kabut asap yang menyelimuti sejak pagi. Namun, warga bersyukur dan berharap hujan itu menjadi pertanda berakhirnya bencana berkepanjangan yang menyiksa warga
Pengamatan Radar Sampit, sebelum hujan turun sekitar pukul 14.00 WIB tersebut, Sampit disamput asap tebal disertai cuaca mendung hingga lewat tengah hari. Jarak pandang hanya berkisar 500 meter. Situasi kota seolah sedang senja dan suram.
Hujan hanya turun di sejumlah kawasan tertentu, seperti Jalan S Parman, Pemuda, Achmad Yani, HM Arsyad dan beberapa daerah di dalam kota. ”Alhamdulillah, ada hujan turun. Semoga asap segera hilang,” kata Fauzi, warga Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Dani, warga lainnya berharap hujan itu berkelanjutan. Pasalnya, dia sudah cukup tersiksa dengan kabut asap yang terjadi hampir tiga bulan ini. Pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Sampit ini mengaku harus mengurangi aktivitas di luar ruangan dan menggunakan masker saat bepergian.
”Semoga saja turunnya hujan ini menjadi pertanda kemarau segera berakhir dan bencana buatan ini juga berakhir. Sudah cukup tersiksa dengan kabut asap selama ini,” katanya.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara H Asan Sampit, asap yang terjadi kemarin memang parah. Jarak pandang rata-rata kurang dari 500 meter. Jumlah titik panas yang terpantau di Kotim pada Sabtu pagi mencapai 140 titik.
”Perkembangan terbaru, pantauan titik panas pada 3 Oktober 2015 pukul 05.00 WIB di Kabupaten Kotim terdapat 140 titik,” kata Yulida Warni, Kepala BMKG Bandara Haji Asan Sampit.
Jumlah titik panas itu jauh lebih banyak dibanding sehari sebelumnya. Jumat lalu, titik panas di Kotim hanya tujuh titik yang tersebar di Kecamatan Kotabesi dua titik, Pulau Hanaut satu titik, dan Teluk Sampit empat titik.
Sebaran titik panas pada Sabtu pagi, yaitu di Kecamatan Baamang 15 titik, Bukit Santuai empat titik, Cempaga Hulu tiga titik, Kotabesi 10 titik, Mentawa Baru Ketapang 16 titik, Mentaya Hilir Selatan empat titik, dan Mentaya Hilir Utara 30 titik. Kemudian Parenggean dua titik, Pulau Hanaut sembilan titik, Seranau 20 titik, Telawang 17 titik, dan Teluk Sampit 10 titik.
Melonjaknya titik panas ini menjadi peringatan semua pihak agar mewaspadai kembali meningkatnya potensi kebakaran lahan. Sabtu pagi, mobil pemadam kebakaran tampak hilir mudik memadamkan kebakaran lahan di seputaran Sampit.
Untuk menghindari terhirup asap bercampur debu kebakaran lahan, masyarakat menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Pengendara juga tampak berhati-hari agar tidak terjadi tabrakan dengan pengendara lain akibat penglihatan terganggu.
Sementara itu, titik panas juga terpantau cukup tinggi di kabupaten tetangga. Di Seruyan terpantau 30 titik panas yang tersebar di Kecamatan Danau Seluluk satu titik, Hanau lima titik, Seruyan Hilir 22 titik, dan Seruyan Hilir Timur dua titik.
Titik panas di Kabupaten Katingan juga cukup banyak, yakni 121 titik. Sebarannya di Kecamatan Kamipang 11 titik, Katingan Kuala enam titik, Mendawai 95 titik, Pulau Malan satu titik, Tasik Payawan tiga titik dan Tewang Sangalang Garing lima titik.
”Prakiraan cuaca Sampit untuk 4 Oktober 2015 (Minggu), diperkirakan berawan dan berasap. Angin bertiup dari Tenggara hingga Selatan dengan kecepatan rata-rata lima sampai 14 km/jam. Suhu udara berkisar antara 23 sampai 33 derajat celcius. Kelembaban udara 45 sampai 98 persen. Dengan ketinggian gelombang 2.0 sampai 4.0 meter,” pungkasnya. (oes/ign)