PANGKALAN BUN – Motif pembunuhan Sumar oleh cucu tirinya, Rokib, belum terungkap. Keterangan tersangka berbelit-belit dan selalu berubah. Kapolres Kobar AKBP Pria Premos mengaku masih terus mendalami peristiwa sadis itu.
”Kami belum bisa memastikan penyebab utamanya. Soalnya tersangka berbelit-belit dalam memberikan keterangan,” kata Pria Premos di ruang kerjanaya, Rabu (16/11).
Dia juga mengaku belum bisa memastikan pembunuhan ini berkaitan dengan kasus pembunuhan sebelumnya. ”Sampai sejauh ini belum dikembangkan ke arah sana. Nanti kita lakukan pemeriksaan lagi karena si pelaku juga tampaknya masih trauma," lanjut Kapolres.
Warga memang sering mengait-ngaitkan kasus ini dengan peristiwa pembunuhan sebelumnya, yakni pembunuhan Mani pada Mei lalu yang diduga dilakukan Sumar. Selain itu, warga juga mengaitkan dengan masalah warisan tanah dan faktor sakit hati.
Seperti diketahui, Rokib sakit hati saat datang ke kebun kakek tirinya itu untuk meminjam alat semprot rumput tetapi mendapat penolakan. Saat itu banyak kata-kata yang sempat dilontarkan Sumar, sebelum dia dihabisi cucu tirinya itu.
”Jangan macam-macam kamu (Rokib) kalau tidak mau saya bunuh. Mau kamu seperti nenek mu (nenek Mani)," kata Rokib menirukan perkataan kakek tirinya saat dimintai keterangan di Mapolres Kobar.
Perkataan tersebut menyulut amarah Rokib. Sehingga dia berpikir bahwa selama ini yang membunuh neneknya justru suami mudanya, yakni Sumar.
Sejak itu, Rokib mengaku khilaf dan langsung gelap mata. Sehingga terjadilah pembunuhan sadis itu.
Saat itu, Rokib disebut orang kesetanan lantaran ucapan Sumar. Bahkan setelah meninggalnya nenek Mani, banyak harta yang dijual.
Bahkan beberapa kali Sumar menanyakan sertifikat tanah dan rumah. Namun tidak kunjung diberikan oleh cucunya, karena sudah banyak harta yang dijual dan tidak jelas kegunaannya.
Tiah, ibu Rokib, meyakini bahwa yang membunuh Mani adalah Sumar. ”Kami memang dari awal menduga kuat suami muda (Sumar) yang membunuh ibu saya (Mani). Ditambah lagi dengan pengakuan Rokib sebelum menghabisi Sumar," jelasnya.
Setelah meninggalnya Mani, Sumar justru banyak menjual barang-barang berharga seperti perhiasan dan sebagainya. Setelah menjual barang-barang langsung dibawa ke komplek lokalisasi, dan kabarnya Sumar kecantol salah seorang PSK di lokalisasi.
”Terakhir yang mau dijual yakni tanah. Sehingga tanya terus pada anak saya yang pertama, kakaknya Rokib. Tapi tidak pernah dikasih. Setelah tanya sertifikat, akhirnya cekcok," terangnya.
Soal pembunuhan yang menimpa Sumar, Tiah mengaku tak bisa berbuat banyak. ”Kami serahkan kepada proses hukum. Yang saya kuatkan agar anak saya agar bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia melakukan itu karena tertekan dan diancam dibunuh sehingga nekat membunuh duluan," bebernya. (rin/dwi)