PANGKALAN BANTENG – Sejak puluhan tahun berdiri pada masa awal transmigrasi, Sekolah Dasar Negeri 1 Marga Mulya Kecamatan Pangkalan Banteng baru sekali mengalami perbaikan. Kini, kondisi sekolah yang telah mencetak masyarakat terpelajar itu kian suram. Sekolah tampak bagus jika lihat dari luar, tapi rusak parah di dalamnya.
Selain dinding mulai lapuk dengan sejumlah tambalan, sekolah yang berstruktur bangunan panggung itu juga membahayakan guru dan siswa. Lantai kayu setiap saat bisa saja patah saat diinjak.
Harun, guru SDN 1 Marga Mulya, mengungkapkan bahwa perbaikan terakhir berupa ganti atap dan plafon beberapa tahun lalu. Kini, kondisi lantai kelas banyak yang bolong karena sudah lapuk. Setiap proses belajar mengajar, siswa dan guru harus berhati-hati berjalan.
"Kalau ngajar harus hati-hati, salah melangkah bisa kejeblos. Ada sekitar tiga lokal yang rawan. Tapi kalau bisa diperbaiki ya keseluruhan saja karena kondisinya hampir serupa untuk enam lokal yang ada itu," katanya.
Kepala Desa Marga Mulya Parlan mengaku sudah mengusulkan perbaikan melalui lewat Musrenbang, namun belum terealisasi. Dengan keuangan desa yang mencapai Rp 1 miliar lebih, pemdes sanggup untuk melakulan perbaikan sekolah itu. Namun semua itu terkendala aturan, desa dilarang membantu sekolah karena sudah ada dinas tersendiri yang bertanggung jawab.
"Kita siap saja membantu, bahkan BPD juga mendukung. Tapi kita terjegal dengan aturan. ADD tidak boleh untuk membantu SD, hanya boleh pada PAUD dan TK. Padahal pendidikan adalah tanggung jawab semua," katanya.
Sementara itu, anggota DPRD Kobar Sri Lestari mengatakan bahwa pihaknya sudah mengajukan langsung aspirasi masyarakat tentang kondisi sekolah tersebut.
"Sudah kita komunikasikan, meski sempat miss komunikasi karena yang dikira itu Desa Arga Mulya, padahal yang saya sampaikan waktu itu Marga Mulya. Namun sudah ada jawaban dari dikpora bahwa perbaikan sekolah itu akan dilakukan," ujarnya singkat. (sla/yit)