SAMPIT-Wakil Ketua DPRD Kotim Dewin Marang meminta agar eksistensi adat dan kebudayaan lokal bisa dipertahankan semua pihak. Tidak terkecuali Pemkab Kotim, ditegaskannya harus mendukung disertai alokasi anggaran demi eksistensi kebudayaan lokal.
”Saya melihat semakin hari kebudayaan lokal kita ini khususnya mengenai kebuayaan suku Dayak cenderung mulai menurun. Banyak generasi yang tidak paham lagi dengan adat istiadat daerah ini. Maka dari itu saya berharap buku tentang budaya lokal ini wajib dimiliki sekolah dari pendidikan dasar, menengah atas hingga perguruan tinggi,” imbuhnya.
Salah satu contohnnya lanjut Dewin, saat ini generasi muda di Kotim banyak tidak paham dengan adat lokal. Padahal, hal itu bagian dari sejarah dan kekayaan bangsa yang mestinya dipelajari.
”Percuma kita paham sejarah kebudayaan lain, tetapi budaya daerah sendiri tidak diketahui. Hal ini yang membuat kami sebagai orang Dayak semakin prihatin,” cetusnya.
Ditegaskan Dewin, Pemkab Kotim bersama dengan penggiat budaya harus bersinergi untuk menghalau budaya daerah yag dikikis oleh budaya luar.
Selain itu juga dikatakannya, saat ini persepsi mengenai adat suku Dayak banyak mengalami pergerseran. Salah satunya pemggunaan ritual adat dilakukan secara sembarangan. Padahal lanjut Dewin, dari sejarah nenek moyang suku Dayak, hal itu tidak bisa dilakukan disembarangan dengan kepentingan tertentu.
”Makanya itu perlu diluruskan terkait pengunaan ritual-ritual adat. Kita tidak mau, kalau kita sendiri yang melanggarnya. Saya berkata seperti ini karena saya bagian dari orang Dayak sendiri,” pungkas Dewin Marang. (ang/gus)