KUMAI - Puluhan murid SD Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), tepergok sedang pesta vapor. Rokok elektrik yang mereka gunakan pun rakitan sendiri.
Mereka yang tepergok diantaranya AL (12), RD (12), dan ZD (10). Anak-anak SDN 3 Candi, Kecamatan Kumai, ini merakit vapor menggunakan fitting lampu disambung dengan balpoin yang sudah dibengkokan dengan cara dipanaskan. Kapas, susu coklat, dan liquid asli dibakar menggunakan korek api gas. Asap pun mengepul seperti layaknya vapor.
Kepala Sekolah SDN 3 Candi Imam Ustadi meceritakan, ada sekelompok anak merokok di dalam kelas V. Salah seorang murid melaporkan dan yang bersangkutan dipanggil ke kantor untuk dinasehati. Dari hasil penyelidikan pihak sekolah, ternyata ada 22 anak yang terlibat dalam kasus tersebut.
"Kalau dulu tidak pernah semacam itu, hanya ada ketahuan merokok. Baru ketahuannya hari Sabtu kemarin," ujar Imam, Senin (27/3).
Pihaknya akan terus mengontrol dan mengawasi kegiatan anak baik di dalam kelas maupun pada jam istirahat. Pihak sekolah juga mengundang orang tua sehingga tahu apa yang dilakukan anaknya.
"Sebelumnya orang tua tidak tahu. Setelah tahu kejadian tersebut, ada beberapa wali murid yang menyatakan penyesalannya dan merasa sedih kejadian semacam ini," tandasnya.
Salah seorang siswa, AL (12), mengaku mendapatkan barang dan belajar merakit vapor tersebut dari orang dewasa yang dikenalnya inisial RK dan AN. Barang tersebut tidak hanya ramai di sekolahnya, tapi juga di SD lain.
"Dapat dari teman, awalnya batuk sih, sakit tenggorokan," kata AL.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Kobar AKBP I Wayan Korna menyampaikan, fenomena ini tergolong baru. Efek yang dicari sama dengan ngelem, namun jika dites urine hasilnya negatif.
"Ini awalnya doang, setelah itu kemungkinan dia ada motif lainnya lagi, ini harus diantisipasi," jelas Wayan.
Menurut Wayan, semua bahan sangat mudah didapat di pasaran. Yang membuatnya tercengang, murid bisa merakit benda tersebut hingga menjadi vapor tiruan.
"Sampai segitu pemikiran mereka, yang lain tidak tahu efeknya, ada yang baru coba-coba. Saya tanya ada yang sakit kerongkongan, yang lain sudah terbiasa keenakan," terangnya.
Kapolsek Kumai AKP Hendry mengatakan, anak-anak tersebut terobsesi dengan rokok elektrik. Awalnya coba-coba dengan bahan dari fitting lampu dengan bahan kapas dicampur liquid kemudian dibakar. Sementara ini pihaknya akan mendata 22 anak penikmat vapor. Ada tiga anak yang mendapatkan barang tersebut dari rekannya di sekolah lainnya.
"Kita lakukan penyelidikan terlebih dahulu, biar tahu dari mana ide alat ini," tegasnya.
Aktivitas tersebut berimbas kepada penyalahgunaan narkoba. Seperti yang sudah terjadi pada aktivitas ngelem. Senyawa lem yang dihirup membuat efek halusinasi selama lima jam.
"Bisa mengakibatkan kerusakan otak yang tidak bisa disembuhkan, kalau berkaitan dengan menggunakan lem, cuma ini mereka ke arah rokok dulu, tapi imbasnya ke arah sana. Efeknya tenggorokan sakit tapi tetap digunakannya, karena biasanya rasa sakit itu berhenti, tapi ini tetap dilanjutkannya," pungkasnya. (jok/yit)