PALANGKA RAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD dan Damkar) Kalteng mematangkan persiapan menghadapi musim kemarau panjang yang identik dengan kebakaran hutan dan lahan. Salah satunya dengan latihan pemadaman kebakaran lahan, Jumat (31/3)
Konsep yang diterapkan kali ini sedikit berbeda dengan yang sebelumnya. Aksi simulasi pemadaman menggunakan busa, tidak menggunakan air seperti sebelumnya.
Kepala BPBD dan Damkar Syahril Tarigan mengatakan, menggunakan busa sebagai metode memadamkan api lebih baik. Bahkan, proses pemadaman terbilang lebih cepat dibanding menggunakan air.
”Ini metode yang akan kita gunakan untuk mempercepat pemadaman api. Apalagi kita sebentar lagi menghadapi kemarau panjang. Kita harus punya upaya agar tidak terjadi kebakaran luas,” katanya.
Dia menjelaskan, metode pemadaman menggunakan busa bukan berati tanpa air. Untuk melakukan pemadaman, akan disemprotkan air terlebih dahulu hingga padam. Lalu, disemprotkan lagi busa agar pori-pori lahan tertutup sepenuhnya.
”Busa lebih efektif. Secara teori, busa mampu menutupi permukaan gambut yang terbakar. Dengan begitu, api tidak akan bisa masuk ke dalam. Artinya, dengan busa, oksigen di dasar gambut akan dihilangkan dan membuat api tidak mungkin masuk,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu instruktur, Handoko mengatakan, busa yang digunakan untuk memadamkan api ramah lingkungan. ”Kalau permukaan lahan gambut bisa ditutupi, maka kita bisa minimalisir asap yang dihasilkan. Jadi, inilah yang mendasari penggunaan busa,” tandasnya. (sho/ign)