SAMPIT – Pembangunan Jembatan Mentaya yang akan menghubungkan Kota Sampit dan Kecamatan Seranau, masih terus diupayakan Pemkab Kotim. Pemkab telah melakukan audensi dengan kementerian terkait mengenai pembangunan jembatan yang diperkirakan akan menelan dana sekitar Rp 1,2 triliun tersebut.
”Kita sudah melakukan audiensi. Bahkan, bupati sangat gencar mengusahakan agar pembangunan Jembatan Mentaya bisa dilakukan,” kata Asisten II Sekda Kotim Halikinnor, Rabu (12/4).
Halikin optimistis pembangunan jembatan itu bisa direalisasikan. Pasalnya, berdasarkan hasil telekonference, presiden telah mengiyakan pembangunannya. Hanya saja, saat ini masih ada kendala, salah satunya terkait kajian teknis.
Berdasarkan kajian yang dilakukan kementerian, harus ada perencanaan matang mengenai ketinggian pembangunan jembatan. Sebab, bila jembatan dibangun terlalu rendah, akan menghambat akses kapal yang lalu lalang di Sungai Mentaya.
”Ini akan menghambat. Apalagi kita ada rencana pembangunan pabrik smelter di daerah Kotabesi dan tambang kita di sana cukup besar. Kalau jembatan itu rendah, jelas akan menghambat transportasi kapal. Sementara kalau terlalu tinggi, akan mengganggu KKOP Bandara. Ini yang masih dikaji,” ungkapnya.
Dia berharap berbagai kajian dan teknis dapat berjalan lancar. Selama pemerintah menyetujui pembangunan jembatan serta anggarannnya, pihaknya akan segera membangun. Kendala terbesar dalam penyelesaian pembangunan jembatan itu adalah dana.
”APBD kita sendiri jumlahnya Rp 1,6 triliun. Kalau kita pakai semua dari APBD untuk membangun jembatan yang anggarannya Rp 1,2 triliun, tidak akan ada pembangunan di Kotim. Jadi, tidak mungkin. Makanya kita minta dari APBN,” jelasnya.
Halikin menambahkan, pembangunan Jembatan Mentaya tersebut ke depannya akan memberikan banyak dampak positif, yaitu percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah Seranau dan sekitarnya. Selama ini, pembangunan di wilayah itu sangat lambat karena minimnya akses menuju kecamatan tersebut.
”Di samping untuk membuka akses jalan, jembatan jelas akan berdampak pada pembangunan dan itu akan jadi suatu kebanggaan bagi warga Kotim tersendiri. Kalau ada jembatan mewah dan megah disitu, itu akan jadi trademark-nya Sampit. Jadi ikon Kota Sampit. Nah, ini yang sedang kita usahakan,” pungkasnya. (sei/ign)