PALANGKA RAYA – Ketua DPD Partai Golkar Kota Palangka Raya H Rusliansyah jalani seleksi penjaringan bakal calon di Kantor DPW Partai Nasdem Kalteng. Seleksi lanjutan tersebut beruapa interview setelah sebelumnya melakukan seleksi berkas.
Untuk bakal calon walikota/wakil wali kota Partai Nasdem akan melakukan interview terhadap delapan bakal calon, yakni H Rusliansyah, H Jawawi, Alfridel Jinu, Tuty Dau, Riszky R Badjuri, Fairid Nafarin, Sipet Hermanto, Ribertus V Tingkes dan Hendra Tagap.
"Alhamdulillah saya baru selesai mengikuti tahapan penjaringan di Partai Nasdem, yakni pada hari ini tadi adalah interview terkait visi dan misi sebagai bakal calon. Selanjutnya kita akan mengikuti tahapan selanjutnya," tegas Rusliansyah, Kamis (4/5).
Rusli sapaan akrab H Rusliansyah mengaku juga berkomunikasi dengan partai lainnya, seperti PAN, Demokrat, PKB dan partai lainnya. Itu dilakukan untuk membentuk koalisi besar, karena Rusli ingin merangkul semua partai.
"Saya sudah berkomunikasi dengan partai lain juga. Rencananya kita akan mendaftar di Partai PAN, Demokrat dan lainnya, karena memang Golkar hanya 4 kursi, sehingga perlu koalisi," tukasnya.
Rusli mengatakan, keinginanya maju pada Pemilihan Wali kota(Pilwalkot) semata untuk mengabdi kepada masyarakat dan membangun kota Palangka Raya lebih baik.
"Tadi sudah saya sampaikan visi misi maju di Pilwakot kepada pengurus Nasdem saat interview. Namun, secara umum kita ingin membangun Palangka Raya lebih baik, kuat secara ekonomi dan mandiri," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Bapilu DPW Partai Nasdem Provinsi Kalteng, Ujang Iskandar mengatakan, proses penjaringan Partai Nasdem yang kini memasuki tahapan interview dan pemaparan visi misi bakal calon, dilaksanakan sejak tanggal 4 Mei hingga 14 Mei.
"Kita akan melakukan interview terhadap semua bakal calon yang melamar sebagai bakal calon bupati/wali kotadi 10 kabupaten 1 kota," tegasnya.
Dijelaskannya, untuk Kota Palangka Raya pihaknya menjaring delapan bakal calon, yakni Fairid Nafari, Tuty Dau, Sipet Hermanto, Rusliansyah, Rizky Badjuri, Robertus V Tingkes, Hendra R Tagap dan Jawawi. (arj/vin)
