PALANGKA RAYA – Diduga hanya karena permasalahan wanita dan cemburu buta, pengeroyokan dan penganiyaan terjadi kepada oknum anggota Sat Sabhara Polda Kalteng, Brigadir Dua (Bripda) Wayan Yudi Puspa (23).
Dua pria bernama Gatot (30) dan Boni (23) warga Jalan Junjung Buih kini berurusan dengan penegak hukum. Keduanya dibekuk tim buser dan kini sudah meringkuk dalam sel tahanan Polres Palangka Raya.
Mereka disangkakan memukuli Wayan dengan tangan kosong hingga babak belur dan menderita luka memar. Dibekuk dikediaman masing-masing, Kamis (18/5). Insiden terjadi, Minggu (14/5) sekitar pukul 13.00 WIB di Jalan Raden Saleh. Beruntung nyawa korban tidak melayang walaupun menderita luka memar.
Informasi diterima, sebelum peristiwa pengeroyokan terjadi. Korban berkenalan dengan seorang wanita muda berusia 23 tahun, berinisial FA. Kala itu perkenalan terjadi saat korban bertugas melakukan pengamanan para sopir truk ketika menggelar aksi damai.
Dalam kenalan singkat itu FA mengaku singel dan tak punya kekasih. Ternyata FA adalah istri siri, pria berinisial IS. IS disebut-sebut bekerja di Istana Isen Mulang. Beberapa lama berkomunikasi, FA pada saat kejadian menelpon korban.
Dipercakapan itu, FA meminta korban datang ke kos di Jalan Raden Saleh. Merasa kenal dan kerap kali berkomunikasi, korban lalu datang ke tempat kejadian perkara (TKP), lalu masuk kos dan mengunci pintu kos. Dalam kos itu berdasarkan pengakuan korban dan FA, mereka hanya menonton film. Hingga tak lama datang IS dan memergoki FA bersama korban.
Melihat ada pria lain, emosi IS tersulut dan langsung marah-marah. Lalu menghubungi Gatot, Boni dan dua pria lain, berinisial AR dan WA. Beberapa saat mereka datang dan langsung memukuli korban secara membabibuta. Beruntung, korban berhasil melarikan diri hingga melapor ke aparat kepolisian dan dua pelaku ditangkap.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Kapolres Palangka Raya AKBP Lili Warli melalui Kasat Reskrim AKP Ismanto Yuwono, Jumat (19/5) membenarkan kronologis tersebut.
“Benar, pelaku ada empat dua diamankan dan dua masih dicari. Sedangkan untuk IS masih diperiksa walaupun yang menelepon para pelaku adalah IS,” tuturnya.
Pama Polri ini mengungkapkan pengeroyokan terjadi karena IS cemburu usai memergoki korban dan FA di dalam barak. Walaupun berdasarkan keterangan korban, IS tidak melakukan pemukulan tetapi menghadang korban menggunakan palu.
“Saat ini masih dua TSK (tersangka, Red), ini masih dikembangkan,” ucap Ismanto.
Ismanto menambahkan saat ini tersangka sudah diamankan. Sedangkan korban sudah bertugas seperti biasa.
“Kita tindak lanjut kasus ini dan saya minta kedua pelaku lain bisa menyerahkan diri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” pungkasnya.
Kepada petugas, Gatot mengatakan tidak mengenal korban. Namun saat dihubungi oleh IS dikatakan ada orang mengganggu istrinya. Karena kenal dan menggap IS adalah kawan, dirinya datang dan mengeroyok korban bersama tiga temannya lain.
”Kami datang dan langsung mengeroyok korban karena menganggu istri orang. Jujur saya menyesal, jikalau tahu tidak datang,” pungkasnya sambil tertunduk. (daq/vin/gus)