SAMPIT - Anggota DPRD Kotim dari Fraksi Gerindra , Ida Laila mengakui belakangan ini banyak mendapat laporan keluhan dari para tukang ojek di Kota Sampit.
Terutama bagi mereka yang mangkal di sekitar pasar dan Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM). Musababnya, semenjak beroperasinya angkutan roda tiga (bemo/bajaj), tukang ojek mengaku kehilangan pelanggan.
“Banyak sudah yang menyampaikan kepada saya bahwa hadirnya bajaj di Kota Sampit ternyata membuat efek kurang baik bagi para tukang ojek,” kata Ida Laila kepada Radar Sampit, kemarin.
Ida Laila juga mengaku bahwa informasi bahwa pengusaha bajaj dalam waktu dekat kembali mendatangkan angkutan baru tersebut ke Kota Sampit. Bagi tukang ojek ini menjadi ancaman besar, sebab di satu sisi masyarakat banyak memilih bajaj ketimbang ojek biasa. Sedangkan dari sisi harga sangat berbanding.
“Kita maunya ada solusi bagi tukang ojek, kasihan juga mereka ada yang mengeluh sampai tidak bisa bayar angsuran motornya,” imbuhnya.
Dia berharap ada pengaturan areal mangkal para ojek dan bajaj jangan sampai tidak diatur, karena bisa saja membuat kecemburuan sosial yang ujungnya bisa mengarah kepada gesekan di lapangan.
“Misalnya bajaj mangkalnya di areal ikon kota, taman kota. Sedangkan para tukang ojek di pasar atau di tititik sekiranya mereka sama-sama bisa kebagian penumpang,” tegas Ida Laila.
Itu, kata Ida Laila adalah tugas dari Dinas Perhubungan Kotim untuk mengaturnya. Sebab tidak mungkin pemerintah membiarkan begitu saja di lapangan.
“Artinya kita minta, baik tukang ojek dan tukang bajaj sama-sama diakomodir dan diayomi, jangan hadirnya bajaj, tukang ojek semakin diabaikan pemerintah,” tandasnya. (ang/fm)