MUARA TEWEH – Kecelakaan kerja yang mengakibatkan seorang karyawannya meninggal dunia kembali terjadi di PT Bina Multi Alam Lestari (BMAL). Setelah sebelumnya LMN yang bekerja sebagai Hokmen Chainsaw tewas tertimpa pohon, kali ini hal serupa dialami ANB (42), operator Dozer yang juga tewas tertimpa pohon.
Peristiwa tersebut terjadi Sabtu (8/7) sekitar pukul 10.00 WIB. Korban tertimpa kayu rapuh (kayu mati) saat melintas dengan berjalan ingin mengambil alat chainsaw yang ditinggalkan oleh operarot chainsawyang lari meninggalkan chainsaw karena ada pohon yang mau tumbang. Kejadian ini pun sontak membuat syok pihak keluarga korban (anak dan istri korban) yang mengetahui Abidin meninggal. Sementara tindakan yang dilakukan pihak kepolisian terkait dengan kecelakaan kerja (Laka) kerja di PT Bimal ini,yakni telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Kapolsek Teweh Tenggah AKP Guntur TB Sik membenarkan kejadian tersebut. Korban meninggal dunia karena tertimpa pohon tumbang dan jasadnya telah dibawa ke RSUD Muara Teweh untuk divisum.
“Berdasarkan informasi (keterangan lisan red) dari tenaga medis yang melakukan visum terhadap korban, terdapat luka berat di bagian kepala dan juga ada luka di bagian tanggan korban,” ujar Guntur via telepon seluler, Sabtu (8/7) malam.
Dilanjutkannya, bahwa terkait dengan musibah yang menimpa korban pihak Polsek Teweh Tenggah telah memfasilitasi kedua belah pihak antara keluarga korban dan perusahaan. “Berdasarkan hasil pertemuan itu bahwa pihak perusahaan menanggung asuransi korban serta bersedia menanggung pendidikan anak korban,” katanya.
Sementara di rumah sakit sempat terjadi ketegangan. Hal tersebut lantaran pihak rumah sakit dinilai memperlambat proses visum terhadap korban. Tampak juga pimpinan PT BMAL, Bambang turut ikut mengurusi jenazah korban di rumah sakit. Pihak perusahaan dalam hal ini bertanggungjawab penuh terhadap biaya-biaya yang harus dibayarkan di RSUD Muara Teweh.
“Untuk yang jenazah korban akan dibawa ke rumah duka yakni Km 53, dan untuk semua biaya keperluan di rumah sakitditanggung perusahaan,” kata Bambang singkat kepada Radar Sampit.
Terkait dengan keluhan permasalahan visum,Direktur RSUD Muara Teweh Agus Setijowati mengatakan, bahwa untuk yang melaksanakan visum terhadap korban meninggal adalah dokter umum yang bertugas menjaga IGD. Dalam hal ini mendahulukanpenyelamatan terhadap pasien yang masuk IGD, namun juga tidak mengabaikan visum terhadap korban.
“Untuk doter umum yang bertugas di IGD pada hari Sabtu (8/7) hanya satu orang, jadi harus menangani pasien gawat yang masih hidup yang masuk ke IGD,” pungkasnya. (viv/vin)