SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN
Senin, 22 Mei 2017 14:48
Ahok, Rizieq dan Goblin
ILUSTRASI.(NET)

ARRRRCGGGHHHH!!!! Beberapa bulan ini sungguh menguras emosi mental dan jiwa. Berita, media sosial, meme, semua bikin stres dan baper (terbawa perasaan).

Kasus Almaidah 51, seolah tak berujung. Sejak beredarnya video penistaan agama oleh Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang berujung aksi 1, aksi 2, aksi 3, hingga, pascaputusan pengadilan pun masih jadi masalah. 

Buktinya, divonisnya Ahok tak lantas meredakan masalah. Pendukungnya tak terima sosok idola dihukum kurung 2 tahun.

Lagi kasus ulama Habib Rizieq Shihab yang diduga melecehkan ideologi Pancasila. Lanjut lagi kasus screenshot chating whastapp-nya. Yang dituduh mesum itu loh.( Untuk ini, sempat memaksa saya jadi pakar telematika dadakan) Asli enggak ya, kok disensor? Duh, belum habis ya? Setelah ini apalagi ya?

Buntutnya,  kisruh di Pontianak, Kalimantan Barat. Di semua media sosial, banjir hoaks. Tentu ini juga bercikal-bakal dari kasus dua orang di atas. Walaa...asli bosan dan mengkhawatirkan. Akan jadi apa negeriku ini.

Hhhhmmm..masing-masing kubu tak lelah-lelahnya membela sang idolanya. Kemampuan debat lewat komentar dan postingan pun maksimal mereka lakukan. Semua mendadak jadi orator ulung. Menjelekkan lawan seakan dihalalkan. Semuanya ingin diakui benar. Sampai ngajak berantem via medsos pula. Tolong ampuni kami Tuhan!

Bagi masyarakat di luar mungkin biasa. Apalagi yang tidak tahu-menahu media sosial. Tetap adem ayem, yang penting dapur berkukus. Tapi bagi saya, yang kerjanya pelototin media sosial, saban hari, ini cukup menyiksa. Menyiksa, untuk turut komentar tapi takut salah. Menyiksa karena tersinggung. Pokoknya menyiksalah. Akhirnya saya putuskan ”ah sudahlah.. nonton drama Korea saja.”  Eh..giliran pecinta drama korea (drakor) yang "ngamuk". Serial drama berjudul Goblin, dijiplak sinetron Indonesia. Drakor Holic (istilah pecinta drama korea) pun meradang. Mereka tak terima pemeran drama idola mereka diperankan orang yang dinilai eeaaa.. Lalu saya harus apa?

Mungkin tulisan ini, tidak ada korelasi yang erat antarfenomena di atas. Tapi bolehkah, kita sekali saja skeptis atau tidak usah peduli dengan postingan di media sosial. Apalagi bagi postingan yang berpotensi memecah-belah.  Se-skeptis kita menanggapi drakor Goblin. Bisakah menyikapi drama korea Goblin dengan ”suka silakan nonton. Tidak suka enggak nggak usah dicaci.”  Tapi pastilah komentar di bawah ini akan beranak-pinak.

”Enak saja ini soal akidah agama. Jangan disamakan dengan drama.”

”Ini politik bung.”

”Ini soal, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masalah keberagaman masalah tolerasi. Harus kita luruskan.”

 Ya, tapi ini soal MENJAGA PERASAAN SESAMA. Perasaan saudara se-NKRI yang mungkin beda akidah. Beda pilihan politik. Yang juga tak ingin punya musuh.‎ Yang juga khawatir negerinya rusuh. Yang juga resah negerinya runtuh. ‎Salam rindu satu. (oes)


BACA JUGA

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers