PANGKALAN BUN-Kabupaten Kotawaringin Barat sejatinya memiliki banyak potensi pariwisata. Namun sampai saat ini perhatian pemerintah dinilai kurang merata. Salah satunya air terjun di kawasan Suayap, Desa Runtu Kecamatan Arut Selatan.
Berada di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit, atau sekitar 35 kilometer menuju arah utara kota Pangkalan Bun, air terjun dengan ciri khas bebatuan besar dibawahnya itu, perlu dukunga prasana dari pemerintah.
Kepada Radar Pangkalan Bun, Fery Misdi, salah seorang warga Pangkalan Lada yang pernah berkunjung kelokasi itu mengungkapkan, sarana dan prasarana pendukung sudah ada, namun masih belum cukup layak untuk menampung jumlah pengunjung yang biasanya ramai saat musim libur tiba.
”Gazebonya kecil, kalau musala sudah ada. WC juga tersedia namun untuk kamar mandinya kurang. Karena pengunjung yang datang rata-rata kan mandi dan main air, jadi perlu kamar bilas,”ujarnya, Rabu (5/7) pagi.
Menurutnya, fasilitas yang ada berasal dari pihak swasta. Dan diharapkan pemerintah ikut turun langsung mengembangkan lokasi wisata yang mulai mencuat ke publik sejak tahun 2015 lalu itu.
”Saya tahu lokasi ini akhir 2015 lalu, memang sudah makin membaik fasilitasnya, tapi itukan bangunan milik swasta,”tambah Fery.
Hal senada diutrakan Mujib, penyuka petualangan dengan sepeda motor (trabas) ini mengakui bahwa lokasi air terjun itu bila dikembangkan bisa menjadi lokasi wisata yang ramai pengunjung.
”Cukup bagus, bisa dibilang masih perawanlah. Tapi kalau ke sana itu minim petunjuk. Bagi penyuka petualangan mungkin biasa, namun kalau untuk pengunjung biasa bisa tersesat di kebun sawit,”ungkapnya.
Menurutnya ada dua jalur alternatif yang bisa dilalui untuk menuju lokasi itu. Pertama yang relatif mudah bisa melalui gerbang perusahaan perkebunan kelapa sawit di sekitar air terjun itu. Jalur kedua bisa melalui lokasi bekas penambangan batu.
”Bisa melalui jembatan Sintang, kemudian masuk ke kawasan petambangan batu. Namun jalannya sulit, untuk pengunjung biasa kita sarankan lewat kebun sawit saja. Nanti minta bantuan satpam untuk mengantar,”terang Mujib.
Air terjun setinggi delapan meter itu diharapkan bisa menarik lebih banyak pengunjung. Dengan demikian diharapkan juga bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi pemerintah.
Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kobar Syamsuri mengakui, lokasi tersebut cukup bagus, dan sedang digandrungi oleh masyarakat, sehingga kawasan tersebut layak untuk mendapatkan perhatian.
”Saya juga sudah tahu air terjun itu, dari sisi keindahan alamnya memang layak dikembangkan. Namun, lokasinya di tengah perkebunan kepala sawit swasta, yang masih belum diketahui pasti apakah kawasan air terjun itu masuk ke areal Hak Guna Usaha (HGU) atau ada semacam pengecualian. ”Kalau masuk HGU, pemerintah tentu akan sulit masuk. Namun kalau kawasan itu ternyata ada pengecualian mungkin bisa saja pemerintah masuk,”pungkasnya. (sla/gus)