PALANGKA RAYA – Sayembara desain Bundaran Besar Palangka Raya sudah berakhir. Dari sekian banyak peserta yang mengikuti sayembara ini, peserta asal Denpasar, Bali dipastikan menjadi juara.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, (PUPR) Kalteng, Leonard S Ampung, tidak menyebutkan secara detail apakah perserta yang menjadi pemenang sayembara ini perorangan atau kelompok. Namun yang pasti, karya dari pihak yang memenang lomba sepenuhnya menjadi milik penyelenggara.
“Kebetulan yang menentukan pemenang ini ada dewan juri. Nah, sudah pasti ada sudut pandang penilaian. Seperti filosofi Huma Betang, Pancasila dan Nasional, serta sisi kelokalannya. Itu semua sebagian dari dasar penilaian,” ucap Leo, Jumat (7/7).
Meski sudah ditentukan siapa pemenangnya, Bundaran Besar yang ada di ibu kota provinsi Kalteng ini masih belum bisa dilakukan penataan. Ada sejumlah tahapan yang harus dilalui. Mulai dari pembahasan bersama dengan tokoh masyarakat hingga menyusun persiapan terkait pelaksaannya.
“Membuat sayembara itukan salah satu cara kita untuk mencari ide bagaimana desain yang bagus. Artinya, tidak sebegitu dapat pemenangnya langsung kita bangun. Itukan ada lagi masukan dari berbagai sumber,” katanya.
Dengan banyaknya tahapan yang dilalui, Leo tidak bisa memastikan kapan realisasi penataan Bundaran Besar ini, telebih anggaran yang akan digelontorkan. Bahkan, ucap Leo, dengan desain yang ada sekang masih harus dibahas lagi bersama.
Rencannya, pihaknya akan menyempurnakan lagi desain yang menjadi pemenang sayembara tersebut. Tidak menutup kemungkinan Ikatan Arsitek Indonesia dilibatkan dalam penyempernaan desain.
“Intinya kita masih belum bicara soal pembangunannya, tapi kita lebih bicara masalah desainnya. Kalau masalah pembangunan kita lihat juga, apakah menggunakan anggaran daerah atau CSR,” demikian ucap Leo. (sho/fm)