PANGKALAN BANTENG – Arus balik Lebaran sering kali diikuti dengan serbuan para pencari kerja. Tidak hanya kota besar di Pulau Jawa, Kotawaringin Barat juga menjadi salah satu tujuan para pencari penghidupan yang lebih layak.
Ketua DPC Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kobar Kosim Hidayat mengatakan, Kobar menjadi magnet bagi para pencari kerja dari Jawa.
”Banyak pencari kerja yang diajak saudara ataupun oleh teman satu kampung mereka,” ujarnya, Sabtu (8/7) siang.
Sebagian besar pencari kerja ini terserap di sektor perkebunan sawit, mengingat Kobar menjadi pusat berkembangnya industri kelapa sawit dan karet. Namun ada juga di sektor lain, misalnya perdagangan, perhotelan atau usaha kreatif.
”Selain itu, bisa juga mereka datang sebagai wiraswasta, membuka atau menciptakan peluang kerja dan usaha sendiri. Misalnya seperti perdagangan ataupun usaha kreatif lain,” terangnya.
Kosim juga menegaskan, KSPSI tetap melakukan pemantauan masuknya para pekerja baru. Pekerja perkebunan akan terdata dengan mudah melalui pengurus unit kerja (PUK) di masing-masing perusahaan. Namun untuk sektor lain, saat ini masih sulit didata, karena tidak lapor ataupun bergabung dalam SPSI.
”Dan yang tidak terdata itu biasanya baru ketahuan ketika ada masalah, seperti ditelantarkan perusahaanya atau tempat dia bekerja,” katanya.
Potensi adanya calo yang melakukan perekrutan tenaga kerja, selama ini KSPSI belum menemukan. Para pendatang ataupun pencari kerja baru sebagian besar ikut dengan keluarga ataupun minimal orang yang sudah dikenalnya.
”Kalau potensi calo tenaga kerja, belum terdeteksi. Namun untuk setingkat Kobar sepertinya peluang calo masih sangat kecil. Begitu juga untuk para pencari kerja yang niatnya berspekulasi, atau niat datang saja dan baru memikirkan untuk bekerja apa nantinya juga sangat kecil,” pungkasnya. (sla/yit)