KOTAWARINGIN LAMA – Tingginya curah hujan sepekan terakhir mulai berdampak buruk terhadap ruas jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam), terutama di ujung jembatan layang Masorayan atau kilometer 35. Para pengendara roda empat dan roda dua harus berjuang melintasi banjir sepanjang 200 meter. Tidak jarang kendaraan mogok dan harus didorong agar lolos dari jebakan banjir. Banjir menggenani jalan sejak Minggu (16/7) hingga Selasa (18/7).
Budi salah seorang sopir travel jurusan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama harus bekerjasama dengan trvael lain. Sebab, dia harus mengoper penumpang ke kendaraan lain di lokasi banjir.
”Sebenarnya kedalaman air masih bisa kita terobos. Tetapi demi keamanan penumpang dan juga untuk merawat kondisi mesin dan bodi kendaraan, terpaksa kita menjalankan sistem transit dari Terminal Kolam ke titik banjir mobil lain, kemudian dilanjutkan naik getek ke mobil yang menunggu di Jembatan Masorayan,” cerita Budi, Selasa (18/7).
Kasran menambahkan, apabila debit air terus meninggi maka dirinya akan memutar lewat Lamandau. “Untuk sepeda motor sudah menggunakan getek,” kata Kasran.
Sementara itu sopir ambulans Puskesmas Kolam, Dankau, harus bersusah payah meloloskan kendaraannya yang sedang membawa rujukan pasien ke Rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
Dia menyarankan agar jalan ini tetap fungsional di dalam segala musim. “Menurut saya seharusnya di titik ini segera ditimbun agar tinggi sehingga tidak banjir lagi,” sarannya.
Menurutnya, kerusakan di kilometer 18 hingga 20 sudah bisa diatasi dan selanjutnya para pengambil kebijakan segera menangani di titik yang rawan banjir ini. “Menurut kami orang awam untuk jangka pendek ini, ditimbun saja sehingga badan jalan tingginya sama atau sejajar dengan ketinggian yang lain tentunya tidak akan banjir,” imbuh Dankau.
Pendapat Dankau ini juga mendapat sambutan sejumlah warga, termasuk Sekcam Kolam Nahwani.
“Warga banyak yang mengusulkan untuk sementara mengatasi banjir, supaya di dua titik yang langganan banjir ini ditimbun dulu,” ujar Nahwani.
Warga berharap selama dalam proses merealisasikan program penanganan jalan ini, agar di titik yang banjir diutamakan sehingga di setiap musim hujan persoalan yang sama tidak terus berulang. “Tangani dititik ini terlebih dahulu, karena apabila titik ini bagus ruas yang lain kerusakannya tidak begitu parah dan memutus jalan seperti sekarang,” tandasnya. (gst/yit)