SAMPIT – Tragedi kabut asap seperti tahun 2015 lalu mulai mengintai. Memasuki kemarau, titip panas bermunculan, tersebar di sejumlah lokasi. Dari hasil pemantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, ada 11 titik panas yang terdeteksi dalam waktu kurang sepekan ini.
”Beberapa hari terakhir cuaca di Kotim memang cukup panas. Intensitas hujan menurun. Hal ini diikuti dengan mulai munculnya titik panas. Total sudah sebelas titik yang kami deteksi,” kata M Yusuf, Pelaksana Harian (Plh) Kepala BPBD Kotim, Selasa (1/8).
Yusuf menuturkan, 11 titik panas tersebut tersebar di beberapa kecamatan, di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Cempaga Hulu. Pihaknya semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana kebakaran yang biasanya akan disusul dengan kabut asap.
Dia menegaskan, koordinasi yang baik diperlukan. Setiap ada titik panas yang terdeteksi, pihaknya akan menginstruksikan petugas di dekat lokasi untuk segera mengeceknya. Dengan demikian, apabila ditemukan titik api, bisa segera ditangani.
”Kondisi seperti ini cenderung meningkat dengan semakin lamanya musim kemarau. Oleh sebab itu, kami bersama seluruh instansi terkait, seperti TNI/Polri, akan segera mengadakan rapat koordinasi untuk menetapkan status Kotim. Apakah nanti ditetapkan siaga atau darurat, tergantung hasil rapat,” tuturnya.
Dari pemetaan kawasan rawan bencana, BPBD menetapkan 9 kecamatan di Kotim yang rawan bencana kebakaran, yakni Kecamatan Baamang, Mentawa Baru Ketapang, Mentaya Hilir Utara, Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit, Kotabesi, Seranau, Pulau Hanaut, dan Parenggean.
Meski demikian, dia mengimbau seluruh masyarakat Kotim, tak hanya mereka yang berada di kawasan rawan kebakaran, agar mengantisipasi musibah tersebut. Warga diminta menghindari hal-hal yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
”Salah satunya dengan tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar, sementara perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan, agar bisa menjaga kawasan dan sekitarnya dari kebakaran,” tandasnya. (vit/ign)