SAMPIT – Kebakaran lahan menjadi ancaman serius di Kotim. Selasa (1/8) lalu, lahan gambut sekitar 6 hektare habis terbakar. Lokasi yang sulit dijangkau dan jauh dari sumber air, membuat aksi pemadaman memakan waktu lama.
”Kebakaran terjadi sekitar pukul satu siang di Desa Handil Sohor, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Setelah menerima informasi tersebut, kami bersama tim terpadu segera meluncur ke lokasi untuk melakukan pemadaman,” kata Sutoyo, Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim), Rabu (2/8).
Sutoyo menuturkan, total ada 3 titik kebakaran dengan luasan sekitar 6 hektare. Tim terpadu beranggotakan 63 orang. Terdiri dari BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP), Kodim 1015/Sampit, Koramil, Polsek, Manggala Agni, balakarcana kecamatan dan desa. Tim dibagi dalam tiga regu sesuai titik kebakaran.
Menurutnya, lokasi kebakaran dijangkau sekitar satu jam dari pusat kota. Petugas harus membawa peralatan untuk memadamkan api hanya menggunakan sepeda motor sepanjang 3 km, dilanjutkan berjalan kaki sejauh 2 km.
Selain itu, lanjutnya, sumber air sulit dicari dan lahan gambut cepat terbakar. Hal itu membuat pemadaman sulit dilakukan dan memakan waktu lama. Dua hari kebakaran itu baru bisa dipadamkan, yakni dari Selasa hingga Rabu.
”Pada Selasa kami hanya bisa memadamkan satu titik saja. Karena sudah terlalu sore, terpaksa tim ditarik mundur. Hari ini (kemarin, Red) pemadaman dilanjutkan 40 anggota. Kami berusaha sesegera mungkin memadamkan api agar jangan sampai meluas ke lokasi lainnya,” kata Sutoyo.
Sutoyo menyesalkan kurangnya kesadaran masyarakat setempat membantu petugas melakukan pemadaman. Padahal, apabila aksi tersebut dibantu dengan lebih banyak personel, pemadaman bisa diselesaikan dengan lebih cepat.
Sementara itu, kemarin BPBD kembali mendeteksi dua titik panas. Tepatnya di Kecamatan Cempaga Hulu dan Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Pihaknya segera berkoordinasi dengan petugas setempat untuk mengecek apabila ditemukan titip api di lokasi tersebut. (vit/ign)