PANGKALAN BUN-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus melakukan kerja sama mensukseskan program KB Nasional. Mereka bersinergi dalam program bakti sosial TNI Manunggal Keluarga Berencana Kesehatan (TMKK) .
Khusus untuk Kalimantan Tengah, program tersebut dilaunching pelaksanaanya di Kabupaten Kotawaringin Barat, tepatnya di lokasi Training Center Area (TCA) B-1 Astra Agro Lestari, Senin (7/8) pagi.
Kepala BKKBN Kalteng Kusnadi mengatakan, dari tahun ke tahun dalam pelaksanaannya, KB masih banyak menemui kendala. Terutama dalam mengubah mindset masyarakat yang menganggap bahwa anak tidak perlu dibatasi.
”Hal ini menjadi tantangan, maka kita perlu terus bersinergi dengan TNI untuk meyakinkan masyarakat, bahwa program Keluarga Berencana sangat penting bagi keluarga. Di samping menjaga jarak antar kelahiran, juga untuk kesejahteraan keluarga dan dan menghasilkan manusia berkualitas,”imbuhnya.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dr Surya Chandra Surapaty menjelaskan, saat ini kemauan masyarakat untuk ber KB sedikit mengalami penurunan. Bila dibiarkan, maka ke depan seberapa pun besarnya pertumbuhan ekonomi maka tidak akan berpengaruh dengan kesejahteraan masyarakat.
”Ekonomi tumbuh pesat, tapi bila ledakan jumlah penduduk tidak terkontrol maka kesejahteraan masyarakat belum tentu bisa dirasakan secara merata,”ujarnya.
Menurutnya program KB bukan untuk membatasi kelahiran, namun untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Selain itu juga sebagai bagian dalam upaya negara untuk meningkatkan kualitas penduduknya. ”Kita terus gandeng TNI, mereka punya Babinsa yang bisa ikut menjadi motivator KB. Karena kita tahu di lingkup TNI itu KB benar-benar dijalankan dengan baik dan sukses,”tambah Surya.
Selanjutnya dengan kerja sama semacam ini pihaknya optimis a angka kelahiran total yang di tahun 2012 sebesar 2,6persen bisa menurun minimal 2,3 persen, untuk tahun 2017 ini. Sedangkan target seimbang yang dicanangkan mampu menembus angka 2,1 persen.
”Target 2,1 persen itu untuk Indonesia bisa dikatakan penduduk tumbuh seimbang, yang artinya penduduk akan terpenuhi sumber daya makanan dan juga kebutuhan lainnya, termasuk kesehatan dan ekonomi,”pungkas Surya.(sla/gus)