SAMPIT – Empat desa langganan banjir kembali dikepung air. Penyebabnya tentu saja hujan dengan intensitas tinggi yang turun dua hari terakhir, atau sejak Senin (7/8) lalu. Ketinggian air bervariasi, ada yang sepinggang orang dewasa, ada juga yang merendam separo bagian rumah.
Empat desa yang rutin dikunjungi banjir saban tahun itu adalah Tumbang Maya, Sungai Puring, Tumbang Kalang, dan Desa Sungai Hanya. Jika hujan tak berhenti, banjir akan semakin tinggi. Dan sebaliknya, jika hujan berhenti, air akan surut drastis dalam waktu cepat. Sayangnya, hingga kemarin hujan belum sepenuhnya berhenti.
Camat Antang Kalang Berdikari mengaku masih berusaha turun langsung meninjau tiga desa yang terendam, kecuali Desa Sungai Hanya. Sebab, desa itu merupakan wilayah paling hilir. Biasanya mendapat jatah terakhir.
Berdikari mengaku upaya mereka masih terbatas sebab kampung-kampung itu benar-benar dikepung air sehingga menghambat akses. Ditambah lagi hujan yang masih terus turun.
”Kami masih berupaya mendata kepala keluarga yang rumahnya terendam, upaya di lapangan saat ini memang masih terkendala teknis,” ujarnya.
Secara otomatis, aktivitas warga terganggu dalam beberapa hari ke depan. Berdikari meminta masyarakat selalu waspada. Jangan sampai membiarkan anak-anak tidak dalam pengawasan, sebab kondisi air yang berarus di sungai juga sangat berbahaya.
”Kondisi akan terus kami pantau, semoga hujan cepat reda dan ketinggian air cepat turun agar warga dapat kembali berkativitas,” terangnya.
Salah seorang warga Desa Tumbang Kalang, Iyan, menyampaikan bahwa kondisi air di depan rumahnya kemarin sudah mencapai setengah pinggang orang dewasa. Di dataran yang lebih rendah, ketinggian air bisa mencapai dua sampai tiga meter. Kampung di seberang Sungai Kalang juga terendam, bahkan ada yang sampai separuh rumah.
”Dua hari sudah turun hujan, puncaknya tadi malam yang sangat lebat. Mengakibatkan ketinggian air semakin meningkat, hingga siang ini (kemarin) kondisi masih hujan walaupun tidak begitu lebat,” jelas Iyan.
Ditambahkannya juga, banjir kali ini tampaknya lebih parah ketimbang tahun sebelumnya. Jalan desa sudah dapat mengapungkan perahu, sehingga warga yang ingin beraktivitas harus menggunakan perahu. (dc/dwi)