PANGKALAN BUN - Kelangkaan gas elpiji tiga kilogram di Pangkalan Bun membuat penjualan gas elpiji nonsubsidi ukuran 12 kilogram melonjak.
Agen elpiji nonsubsidi PT Putra Arut Selatan yang membawahi Kotawaringin Barat, Lamandau, dan Sukamara mendapat berkah akibat kelangkaan elpiji subsidi. Penjualan elpiji ukuran 5,5 kilogram, 12 kilogram, sampai 50 kilogram meningkat.
"Sejak awal kita jual elpiji industri. Namun belakangan ini penjualan meningkat secara signifikan karena berkurangnya gas elpiji tiga kilogram," kata Rahma, Staf Administrasi PT Putra Arut Selatan kemarin.
Penjualan terbanyak adalah tabung gas elpiji 5,5 kilogram. Bahkan dalam sebulan mampu menjual 500 tabung isi 5,5 kilogram.
"Sejak ada pengurangan tabung gas subsidi. Penjualan tabung gas elpiji 5,5 kilogram naik drastis. Biasanya satu bulan itu 50 tabung dan paling banyak 100 tahung. Namun Agustus lalu mampu menjual 500 tabung lebih," bebernya.
Sementara untuk awal September ini, dipasok 300 tabung gas elpiji 5,5 kilogram. Namun belum sampai satu minggu sudah habis.
"Masyarakat sudah banyak yang beralih dari gas elpiji bersubsidi ke nonsubsidi. Penjualan elpiji 12 kilogram juga ikut naik," katanya.
Sementara itu PT Petromas salah satu agen elpiji subsidi di Kobar tidak mendapat pasokan secara penuh. Ada pengurangan pasokan gas bersubsidi sejak tiga bulan terakhir sehingga berdampak kepada masyarakat.
"Untuk pasokan gas elpiji tiga kilogram ada pengurangan meski tidak signifikan," kata staf PT Petromas.
Untuk Agustus pasokan gas elpiji dari PT Pertamina sebanyak 40.320 tabung, September berkurang menjadi 36.960 tabung.
"Dalam dua bulan ini sudah terjadi pengurangan yang banyak sehingga yang disalurkan terhadap 36 pangkalan juga ikut dikurangi," ujarnya.
Kebutuhan masyarakat terhadap gas elpiji tiga kilogram ini sangat besar. Bisa dilihat dari pasokan Agustus saja banyak keluhan masyarakat. Apalagi pasokan pada September dikurangi lagi. "Kalau masalah dikurangi ini program dari pemerintah. Kami kurang tahu pasti. Yang jelas kita sebagai agen tetap menjual gas subsidi ini dengan harga normal. Bahkan sampai tingkat pangkalan tidak boleh menjual lebih dari Rp 18 ribu," jelasnya.
Pangkalan elpiji Yunit di Jalan Malijo juga masih menjual gas elpiji tigakilogram seharga Rp 18 ribu per tabung. Pangkalan Yunit ini tidak menaikan harga elpiji tiga kilogram meski mengalami kelangkaan.
"Kami dari dulu jual gas elpiji tiga kilogram Rp 18 ribu. Tidak saya naikan. Kalau di tempat lain ada yang lebih mahal, kami juga tidak tahu," kata H Norbidin pemilik Pangkalan Yunit di Jalan Malijo. (rin/yit)