KUALA KURUN –Sistem keamanan informasi menjadi aspek penting dalam pemerintahan, mengingat bocornya informasi akan berpengaruh terhadap kinerja birokrasi. Hal ini disampaikan Asisten III Setda Gumas Yohanes Tuah pada sosialisasi urgensi kesadaran keamanan informasi dan pemanfaatan layanan persandian, bagi jajaran pimpinan dan pengelola informasi daerah.
”Sering kali keamanan informasi dikurangi bahkan dihilangkan karena dianggap tidak terlalu penting dan mengganggu kinerja sistem. Hal demikian tidak seharusnya diabaikan, karena informasi sekecil apa pun, sangat berharga bagi kita semua,”paparnya di Aula Badan Perencanaan Pembangunan dan Litbang Daerah, Kamis (7/9) pagi.
Menurutnya, dengan kondisi seperti itu pastinya akan dapat memicu terjadinya kebocoran informasi, sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Contohnya, kasus penyerangan hacker terhadap situs-situs website milik pemerintah yang berdampak pada kerusakan dan hilangnya data.
”Dengan penyerangan hacker ini, pastinya akan muncul berita hoax, penyebaran ajaran kebencian dan bocornya informasi rahasia yang berakibat fatal bagi stabilitas keamanan negara atau pemerintah,” imbuh Yohanes.
Ditambahkannya, dalam upaya pengamanan informasi tidak hanya sebatas penggunaan teknologi, namun lebih kepada kesadaran yang dimiliki oleh Sumber Daya Manusia (SDM).
”Kita harapkan kegiatan ini dapat memberi wawasan dan pengetahuan tentang teknologi informasi komunikasi, serta meningkatkan kesadaran yang lebih terhadap pentingnya pengamanan informasi dan pemanfaatan layanan persandian di pemerintah,” pungkasnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Gumas Dihel menambahkan, dalam sosialisasi tersebut, terdapat 100 orang peserta yang berasal dari seluruh Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Diskominfo, Statistik dan Persandian. Dan nara sumber yang diundang, berasal dari Lembaga Sandi Negara pusat, yakni Prabaswari dan Lilla Kholila. (arm/gus)