NANGA BULIK – Kuda lumping dan tari dari Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu yang dilombakan pada Festival Seni dan Budaya yang digelar Pemerintah Kabupaten Lamandau.
Mungkin ini dianggap aneh, Lamandau justru melombakan budaya dari luar Kalimantan.
Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Lamandau, Charles Rakam menyebutkan selain lomba tarian khas daerah Kalimantan, lomba kuda lumping dan tari NTT cukup banyak mengundang penonton.
Dalam kegiatan ini, pihaknya cukup banyak menggelar perlombaan kesenian dan olahraga tradisional, seperti tarian daerah, lomba masakan daerah, balogo, lomba bujang dan dara, sepak bola api, silat tradisional dan lainnya.
"Tujuan kami adalah untuk memberi hiburan serta wawasan bagi masyarakat lokal, karena jarang-jarang kita melihat budaya kesenian dari daerah lain," ujarnya.
Selain dayak, suku terbanyak yang tinggal di Bumi Bahaum Bakuba adalah suku Jawa dan NTT. Mereka umumnya datang dari program transmigrasi atau datang sendiri untuk mencari pekerjaan di perkebunan.
"Lomba kuda lumping ini sudah kami gelar sejak tahun lalu. Dulu digelar di dalam gedung, tahun ini kami gelar di lapangan terbuka dan ditonton khalayak ramai. Ternyata antusiasme masyarakat sangat tinggi," bebernya.
Marno, salah satu warga Nanga Bulik mengaku senang dengan adanya lomba kuda lumping ini. Bahkan ia, mengaku menonton bersama keluarganya sampai selesai.
"Kami senang sekali, setelah menonton serasa seperti di kampung halaman sendiri, semoga kegiatan seperti ini digelar setiap tahun," tandasnya. (mex/fm)