PALANGKA RAYA – Kepala Bidang Pecegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalteng, Baja Sukma, mengakui peredaran narkotika merupakan ancaman terbesar bagi anak-anak. Bahkan, peredaran obat terlarang seperti Zenith, kini sudah menembus kalangan anak-anak yang baru duduk di sekolah dasar.
”Kalau anak muda, masih SD dan SMP sudah bisa ’takatek’ (mabuk Zenith), bagaimana dia nanti kita siapkan untuk masa depan? Ini yang harus kita perhatikan, karena peredaran obat terlarang sudah tidak mengenal tempat,” katanya.
Menyikapi hal ini, pihaknya akan melakukan kerja sama dengan sejumlah pihak, seperti sekolah dan Satpol PP. Ke depan akan dibentuk Memorendum of Understanding (MoU) dengan melibatkan tiga unsur, yakni BNN Kalteng sendiri, Dinas Pendidikan, dan Kepala Satpol PP.
Menurutnya, kebijakan ini merupakan yang pertama kalinya ada di Indonesia. Secara rinci, kerja sama ini lebih kepada peran guru untuk menjadi pihak yang mampu melindungi anak didiknya dari bahaya obat terlarang.
”Orangtua jarang bertemu dengan anak-anaknya karena alasan kesibukan. Namun, yang lebih sering bertemu dengan anak-anak adalah guru. Hal inilah yang mendorong kami melakukan kerja sama supaya penggunaan obat terlarang di kalangan pelajar bisa dicegah,” katanya.
Semua guru, lanjutnya, akan mendapat training of trailer (TOT) supaya mengetahui bagaimana menyampaikan bahaya barang haram tersebut pada siswa. Nantinya, akan diluncurkan program ‘lima menit’ untuk menyampaikan mengenai bahaya narkotika bagi anak-anak di sekolahnya masing-masing.
”Jadi, nanti lima menit untuk mengingatkan terus, kenapa harus dihindari. Ini harus kita ingatkan terus, karena kalau kita tidak intens mengingatkan, maka di tempat nongkrong atau di mana pun pelajar akan dicekoki pemahaman yang salah tentang narkoba,” ucapnya.
Sementara itu, peran Satpol PP akan ditingkatkan lagi, terutama melakukan patroli saat jam pelajaran. Apabila ditemukan pelajar yang berkeliaran di luar sekolah saat jam pelajaran, wajib dijemput dan dikembalikan ke sekolahnya.
”Jadi, semua yang terlibat pada kerja sama ini akan punya tugas masing-masing. Nantinya, persoalan semacam ini akan kita koordinasikan terus supaya bisa lebih maksimal,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk mencegah peredaran obat terlarang di kalangan pelajar, hanya bisa dilakukan dengan perang edukasi menggunakan guru sebagai corong utama pencegahan. Sebab, dunia pendidikan sangat rawan terhadap peredaran obat terlarang.
”Karena sangat rawan, ya kita harus atasi dengan perang edukasi. Jangan sampai lengah menyikapi persoalan ini,” pungkasnya. (sho/ign)
WARNING: Semua informasi yang ada di website sampit.prokal.co adalah hak cipta penuh Harian Radar Sampit. Dilarang keras menjiplak atau menyalin semua informasi di website ini ke dalam bentuk dokumen apapun (untuk kepentingan komersil) tanpa seizin Radar Sampit. Pihak yang melanggar bisa dijerat UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan perubahannya dalam UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Like & Follow akun resmi Radar Sampit fanspage
Facebook: Radar Sampit
Twitter: radarsampit
Instagram: radarsampitkoran
