KUALA KURUN – Bidan di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-66. Di usia yang sangat matang, sudah banyak yang dihasilkan terkait peningkatan eksistensi dan perannya dalam masyarakat.
”Bidan sebagai tenaga kesehatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat sangat menentukan keberhasilan program kesehatan. Untuk itu, kita meminta mereka lebih profesional, dengan meningkatkan kemampuan, ilmu pengetahuan, dan pendidikan,” kata Wakil Bupati Gumas Rony Karlos, Jumat (27/10).
Menurut dia, seorang bidan harus mampu menjamin terlaksananya berbagai upaya kesehatan yang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit besar dalam pencapaian hasil pembangunan kesehatan.
Ini dilakukan dengan cara meningkatkan kesehatan masyarakat dan per orangan, pencegahan penyakit menular dan tidak menular, peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan PHBS, dan status gizi masyarakat.
”Di samping itu, bidan juga harus mampu meningkatkan kualitas layanan dan kuantitas tenaga kesehatan melalui perbaikan dan pengadaan sarana puskesmas, peningkatan fasilitas kesehatan dasar, serta penguatan manajemen dan sistem informasi kesehatan yang akurat,” jelasnya.
Dia berharap bidan meningkatkan kualitas dan memantapkan IBI sebagai organisasi profesi bidan yang andal untuk mengatasi masalah kesehatan, terutama ibu dan anak. Selain itu, tetap mengedepankan aspek pencegahan dan promosi kesehatan berlandaskan etika dan kode etik bidan.
”Profesi bidan bukan tugas yang ringan, karena dituntut dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Kita pun akan selalu memberikan dukungan terhadap apa yang telah dilakukan bidan selama ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gumas Maria Efianti mengatakan, bidan di Gumas memiliki peranan strategis dalam pembangunan di bidang kesehatan, khususnya dalam memberikan pelayanan kepada ibu dan anak. Mereka pun berperan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
”Dengan peran bidan tersebut, beberapa permasalahan kesehatan di daerah ini turut terbantu dan diminimalisir,” katanya.
Ke depan, lanjutnya, banyak tantangan bagi bidan, seperti ketersediaan tenaga yang masih kurang. Selain itu, beberapa sarana dan prasarana untuk pendukung kegiatan bidan juga kurang.
”Ini yang menjadi tantangan kita. Namun, semua kekurangan, baik itu tenaga serta sarana dan prasarana, secara perlahan-lahan akan kita penuhi,” tandasnya. (arm/ign)